Olahraga Rutin Dapat Mengurangi Insomnia dan Mencapai Tidur Optimal

- 29 Maret 2024, 03:35 WIB
Ilustrasi - orang yang sedang mengalami insomnia
Ilustrasi - orang yang sedang mengalami insomnia /PIXABAY

BOLTIM NEWS - Temuan penelitian menyatakan bahwa melakukan aktivitas fisik secara teratur dua hingga tiga kali per minggu dapat mengurangi kemungkinan terkena insomnia dan mencapai durasi tidur harian yang disarankan, yakni antara enam hingga sembilan jam.

Menurut laporan Medical Daily yang dirilis pada Rabu (27/3), peneliti dalam penelitian terbaru menilai frekuensi, durasi, dan intensitas aktivitas fisik mingguan, bersama dengan gejala insomnia, durasi tidur malam, dan rasa kantuk siang, pada sekelompok orang dewasa berusia separuh baya dari 21 pusat di sembilan negara Eropa.

Para peneliti melakukan evaluasi terhadap respons dari 4.399 peserta yang turut serta dalam Survei Kesehatan Respirasi Komunitas Eropa.

Baca Juga: Dampak dari Menggoreng Makanan Menggunakan Minyak Goreng Ulang atau Bekas

Pada awal studi (1998-2002), peserta diminta untuk mengisi kuesioner mengenai frekuensi dan durasi aktivitas fisik. Sepuluh tahun kemudian (2011-2014), mereka diminta untuk mengisi kuesioner yang mencakup aktivitas fisik, gejala insomnia, durasi tidur, dan kantuk siang.

Peserta yang melaporkan berolahraga dua kali atau lebih dalam seminggu, dengan durasi minimal satu jam per minggu, dianggap sebagai individu yang aktif secara fisik.

Selama periode studi, sebanyak 37 persen peserta secara konsisten memilih untuk tidak aktif, sementara 25 persen lainnya tetap aktif. Menariknya, terdapat 18 persen yang beralih menjadi aktif, sementara 20 persen lainnya beralih menjadi tidak aktif.

Peserta dari Norwegia cenderung memiliki tingkat aktivitas tertinggi yang dipertahankan, sementara peserta dari Spanyol dan Estonia lebih cenderung untuk tetap tidak aktif.

Studi ini juga mengidentifikasi beberapa faktor yang berhubungan dengan peserta yang tetap aktif. Mereka cenderung lebih banyak pria, lebih muda, memiliki berat badan yang sedikit lebih rendah, pernah merokok, dan masih aktif bekerja.

Baca Juga: Tentang Tuberculosis: Penyebab, Gejala, Pemeriksaan, Pengobatan, dan Pencegahan

Baca Juga: Jerawat dan Bibir Kering Tantangan Kulit saat Berpuasa dalam Cuaca Ekstrem

Para peneliti menemukan bahwa setelah disesuaikan dengan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, berat badan, riwayat merokok, dan pusat studi, mereka yang tetap aktif secara signifikan memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami kesulitan tidur (42 persen), gejala insomnia (22 persen), dan melaporkan dua atau tiga gejala insomnia (37 persen lebih sedikit).

Selain itu, faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin wanita, dan berat badan juga secara independen terkait dengan gejala insomnia.

Dengan memperhitungkan berbagai faktor tersebut, individu yang konsisten aktif lebih cenderung memiliki pola tidur yang normal dibandingkan dengan mereka yang tetap konsisten tidak aktif.

Para peneliti mengungkapkan bahwa individu yang tetap aktif memiliki kemungkinan yang signifikan lebih tinggi (55 persen) untuk memiliki pola tidur normal. Sebaliknya, mereka memiliki kemungkinan yang signifikan lebih rendah (29 persen) untuk menjadi penidur pendek (kurang dari 6 jam), dan kemungkinan yang lebih rendah (52 persen) untuk menjadi penidur panjang (lebih dari 9 jam).

Baca Juga: Makanan Sehari Hari Jika dipanaskan Ulang Bisa Menjadi Racun

"Dan mereka yang menjadi aktif memiliki kemungkinan 21 persen lebih besar untuk menjadi penidur normal daripada mereka yang tetap tidak aktif," ujar mereka.

Studi ini tidak hanya menekankan peran penting olahraga terhadap pola tidur, tetapi juga menyoroti pentingnya mempertahankan konsistensi dalam aktivitas fisik dari waktu ke waktu.***

Editor: Faruk Langaru

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x