Penyebab Sering Buang Air Besar Setelah Minum Kopi

- 3 Maret 2024, 17:47 WIB
Ilustrasi - minuman kopi panas dan biji kopi hitam.
Ilustrasi - minuman kopi panas dan biji kopi hitam. /PIXABAY

BOLTIM NEWS - Meskipun umumnya diketahui bahwa kopi mengandung kafein, suatu zat yang dikenal sebagai diuretik yang dapat merangsang produksi urin tubuh, belum banyak yang menyadari bahwa kafein juga memiliki dampak tertentu terhadap pergerakan usus.

Menurut laporan dari Channel News Asia pada hari Sabtu, Dr. Sulaiman Bin Yusof, seorang konsultan senior dan ahli bedah kolorektal dari Colorectal Clinic Associates, mengungkapkan bahwa kopi mengandung berbagai zat selain kafein yang dapat memengaruhi pergerakan dalam usus besar, termasuk asam klorogenat, asam sitrat, asam asetat, flavonoid, dan tanin, bersama dengan senyawa lainnya.

“Ada makalah penelitian yang menyatakan bahwa rasa pahit kopi itu sendiri berperan dalam merangsang lambung,” kata Dr Sulaiman.

Baca Juga: Cara Tepat Merawat Kulit Pasca Terpapar Sinar Matahari

Meskipun kadar kafein dalam kopi hanya sekitar satu hingga lima persen dari kopi biasa, tetap ada kemungkinan untuk mengalami dorongan buang air besar setelah mengonsumsinya.

Menurut Dr. Kewin Siah, seorang konsultan senior di Divisi Gastroenterologi & Hepatologi Rumah Sakit Universitas Nasional, Departemen Kedokteran, asam klorogenat yang terdapat dalam kopi memiliki efek merangsang pada usus, yang dapat meningkatkan dampak kafein pada usus besar.

"Gastrin (hormon yang merangsang lambung untuk melepaskan asam lambung) dan kolesistokinin (hormon yang memicu sekresi empedu dan enzim untuk mencerna lemak dan protein) juga dilepaskan sebagai respons terhadap kopi, sehingga selanjutnya merangsang kontraksi usus besar," ungkap Siah.
 
 
Dalam sebuah studi yang melibatkan 100 orang, hanya sekitar 30 persen dari mereka yang mengalami efek tersebut. Selain itu, dampak ini juga dipengaruhi oleh kadar kafein, varietas kopi, serta proses sangrai biji kopi. Misalnya, kopi dari kopitiam mungkin mengandung sekitar 100 mg kafein per cangkir, sementara espresso hanya sekitar 40 mg kafein per cangkir.
 
Konsumsi gula dan susu juga memengaruhi dampak buang air besar yang dihasilkan oleh konsumsi kopi.
 
"Konsumsi gula dapat merangsang pelepasan insulin. Hal ini, pada gilirannya, dapat berkontribusi pada peningkatan pergerakan usus pada beberapa individu. Laktosa dan gula susu diklasifikasikan sebagai oligosakarida, disakarida, monosakarida, dan poliol yang dapat difermentasi (FODMAPs), Zat-zat ini dapat menyebabkan gejala seperti gas, kembung, dan perubahan kebiasaan buang air besar," katagastroenterologi senior dari AliveoMedical Dr Stephen Tsao.
 
Dr. Sulaiman menyatakan bahwa kopi dapat berfungsi sebagai suplemen untuk memperlancar buang air besar. Namun, jika seseorang masih mengalami sembelit meskipun telah mengambil langkah-langkah tersebut, penting untuk mempertimbangkan evaluasi kolon guna memastikan tidak ada masalah mendasar pada usus besar. Hal ini terutama penting jika ada gejala lain selain sembelit, seperti pendarahan atau sakit perut.***
 

Editor: Faruk Langaru

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x