Network
BOLTIM NEWS – Carlo Brix Tewu, merupakan Purnawirawan Polri dengan pangkat terakhir Inspektur Jendral Polisi (Irjen) yang lahir pada 13 September 1962, telah menorehkan jejak yang mencolok dalam dunia penegakan hukum Indonesia selama aktif sebagai polisi.
Meskipun kini menjabat sebagai Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan di Kementerian BUMN, sorotan publik kini beralih pada kemungkinan keterlibatannya dalam politik Sulawesi Utara.
Lulusan Akpol 1985 ini memiliki pengalaman yang luas dalam bidang reserse. Sebelumnya, Tewu pernah menjadi Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Barat pada periode 2016–2017. Namun, prestasinya tidak berhenti di sana.
Baca Juga: Carlo Tewu Daftar Bakal Calon Gubernur Sulut di KSSM, CEP-Conny Sambut Hangat
Karir gemilangnya di kepolisian mencapai puncaknya ketika ia berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto pada tahun 2001, putra dari mantan Presiden Soeharto yang juga pendiri Partai Golkar. Keberhasilan ini membawanya mendapat kenaikan pangkat yang luar biasa.
Tewu juga terlibat dalam penangkapan teroris yang mencatatkan sejarah, seperti penangkapan terhadap Imam Samudra di Pelabuhan Merak, Banten, pada 21 November 2002.
Di samping itu, ia juga terlibat dalam operasi penangkapan terhadap pelaku tindak pidana terorisme, Ali Imron, yang terkait dengan pengeboman Bali 2002.
Baca Juga: Pilkada Sulut: Partai NasDem Tugaskan Victor Mailangkay jadi Cawagub Sulut, Siapa Calon Gubernurnya?
Dengan latar belakang yang kuat dalam penegakan hukum dan pengalaman yang kaya, Tewu kini menjadi sorotan sebagai salah satu kandidat potensial dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi Utara 2024.
