Malam dan Secangkir Kopi

11 Juni 2024, 20:15 WIB
Ilustrasi /Foto: Pixabay

BOLTIM NEWS - Hujan gerimis mengguyur kota kecil itu sejak sore. Di dalam sebuah kafe kecil di sudut jalan, aroma kopi di ruangan, menciptakan kehangatan di tengah dinginnya malam. Di salah satu sudut kafe, duduklah seorang pria paruh baya, membuka keluar jendela dengan pandangan hampa. Di hadapannya, secangkir kopi hitam mengepul, menebar aroma pahit yang familiar.

Pria itu adalah Adi, seorang penulis yang sedang berjuang melawan kebuntuan ide. Sudah berjam-jam ia duduk di sana, berusaha menulis, namun halaman demi halaman tetap kosong. Ia meraih kopi cangkirnya, menyeruput pelan, berharap rasa pahit kopi bisa mengusir keraguan dalam ingatannya.

Baca Juga: Inspirasi di Bawah Langit Malam

Di meja sebelah, seorang wanita muda sedang sibuk mengetik di laptopnya. Namanya adalah Rina, seorang siswa yang sedang mengejar jangka waktu tugas akhir. Ia sering datang ke kafe itu untuk mencari inspirasi, menikmati suasana tenang sambil menyeruput kopi favoritnya.

Adi dan Rina sering bertemu di kafe itu, namun mereka jarang berbicara. Hingga malam itu, ketika kafe mulai sepi dan hanya mereka berdua yang tersisa. Adi memutuskan untuk mengumpulkan keberanian, ia berpindah tempat duduk ke meja Rina.

"Maaf, bolehkah aku duduk di sini?" tanya Adi dengan suara lembut.

Rina mengangkat, tersenyum kecil. "Tentu, silakan."

Baca Juga: Pilihan di Balik Kotak Suara

Mereka mulai berbincang tentang kopi, hujan, dan malam yang sunyi. Adi menceritakan tentang kebuntuannya sebagai penulis, sementara Rina berbagi kisah tentang perjuangannya menyelesaikan tugas akhir. Percakapan mereka mengalir begitu saja, hangat dan akrab seperti mereka sudah lama saling mengenal.

Malam semakin larut, tapi kafe itu tetap terasa hangat. Adi merasa beban di pundaknya perlahan hilang. Ide-ide yang tadinya tersumbat mulai mengalir kembali. Rina pun merasa lebih bersemangat setelah berbagi cerita dan mendengar pengalaman Adi.

Ketika kafe akhirnya tutup, mereka berdua keluar bersama, hujan sudah berhenti. Mereka berjalan berdampingan, merasakan angin malam yang sejuk. Di bawah lampu jalan yang redup, Adi mengucapkan terima kasih kepada Rina.

Baca Juga: Bayang-bayang Kekuasaan: Pertarungan di Balik Layar Politik

"Terima kasih untuk malam ini, Rina. Aku merasa lebih baik sekarang."

Rina tersenyum. "Sama-sama, Adi. Aku juga merasa lebih baik."

Mereka berjanji untuk bertemu lagi, di kafe yang sama, dengan secangkir kopi yang sama. Malam itu, di tengah keheningan dan aroma kopi, mereka menemukan persahabatan yang baru. Dan siapa yang tahu, mungkin malam berikutnya, secangkir kopi lagi akan membawa mereka ke kisah yang lebih indah.***

Editor: Gazali Ligawa

Tags

Terkini

Bintang di Malam Sunyi

Senandung di Ujung Senja

Melodi di Bawah Langit Senja

Langkah Kecil, Perubahan Besar

Harapan di Balik Hujan

Terpopuler