BOLTIM NEWS - Di sebuah desa yang dikelilingi oleh sawah dan hutan, hiduplah seorang pria tua bernama Pak Hasan. Setiap menjelang malam, Pak Hasan memiliki kebiasaan duduk di beranda rumahnya sambil memainkan gitar orang tuanya. Melodi lembut yang ia mainkan selalu mengiringi senja yang mulai memudar, memberikan ketenangan bagi saja yang mendengarnya.
Pak Hasan adalah seorang duda yang hidup sendiri setelah istrinya meninggal beberapa tahun yang lalu. Meski anak-anaknya sudah berkeluarga dan tinggal di kota, Pak Hasan memilih untuk tetap tinggal di desanya, dekat dengan kenangan-kenangan indah bersama istrinya. Musik adalah mengenang cinta dan kebahagiaan yang pernah ia rasakan.
Baca Juga: Melodi di Bawah Langit Senja
Suatu senja, saat Pak Hasan sedang memainkan gitar, seorang anak laki-laki bernama Rudi berjalan melewati rumahnya. Rudi, yang baru saja pindah ke desa itu bersama keluarganya, tertarik dengan melodi indah yang dimainkan Pak Hasan. Tanpa ragu, Rudi mendekat dan duduk di samping Pak Hasan, mendengarkan dengan penuh perhatian.
Pak Hasan tersenyum melihat kehadiran Rudi. Ia mengajak Rudi untuk bernyanyi bersama, mengajari anak itu beberapa lagu sederhana yang pernah ia mainkan bersama istrinya. Rudi yang memiliki suara merdu dengan cepat mengikuti irama gitar Pak Hasan, dan mereka pun larut dalam harmoni yang indah.
Hari demi hari, Rudi selalu datang ke rumah Pak Hasan menjelang malam. Mereka memainkan berbagai lagu, dan Pak Hasan mulai mengajari Rudi bermain gitar. Semakin hari, hubungan mereka semakin erat. Rudi yang tadinya pemalu, kini menjadi anak yang ceria dan penuh semangat berkat perhatian dan kasih sayang Pak Hasan.
Baca Juga: Bintang di Malam Sunyi
Desa yang tadinya sepi di waktu senja, kini dipenuhi dengan suara gitar dan nyanyian. Penduduk desa sering berhenti sejenak di depan rumah Pak Hasan untuk menikmati musik mereka. Kehangatan yang dibawakan oleh musik itu menyatukan semua orang, mengingatkan mereka pada makna kebersamaan dan cinta.
Suatu malam, Pak Hasan merasa tubuhnya semakin lemah. Ia menyadari bahwa usianya semakin muda dan kesehatannya semakin menurun. Dengan hati yang tenang, ia memutuskan untuk memberikan gitar kesayangannya kepada Rudi. "Gitar ini adalah kenangan dari istriku. Sekarang, aku ingin kau yang memilikinya," kata Pak Hasan dengan suara lembut.