Hal yang Harus Diketahui Orang Tua Sebelum Sekolahkan Anak ke Pesantren

- 3 Maret 2024, 18:24 WIB
Keluarga Besar Pengajian Baitul Hikmah Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim saat berkunjung ke Pesantren Hidayatullah Kotamobagu Barat (atas) dan Panti Asuhan Pononiungan di Kotamobagu (bawah)
Keluarga Besar Pengajian Baitul Hikmah Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim saat berkunjung ke Pesantren Hidayatullah Kotamobagu Barat (atas) dan Panti Asuhan Pononiungan di Kotamobagu (bawah) /Chindi Limo

BOLTIM NEWS - Novi Poespita Candra, seorang psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), menyoroti pentingnya orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka sebelum mempertimbangkan opsi seperti menyekolahkan mereka ke asrama, misalnya, ke pondok pesantren.

“Yang paling penting adalah edukasi, bagaimana orang tua mendidik anak-anaknya. Juga kembali lagi pada tujuan menyekolahkan di pesantren itu apa?” kata Novi melalui sambungan telepon kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

Novi menegaskan bahwa orang tua perlu menyediakan pendidikan dan moral yang baik bagi anak-anak mereka. Hal ini penting agar anak-anak dilatih untuk memiliki empati dan menghargai orang lain, memungkinkan mereka untuk beradaptasi di berbagai lingkungan.

Ketika anak disekolahkan ke asrama atau pondok pesantren, interaksi langsung dengan orang tua dapat berkurang. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membangun pola komunikasi yang terbuka dan intens untuk memastikan kesejahteraan fisik dan mental anak. Ini penting karena tidak sedikit orang tua merasa kesulitan dalam mendidik anak dan memilih opsi sekolah asrama dengan harapan memperbaiki perilaku anak.

Baca Juga: Itjen Kemenag Evaluasi Pengelolaan Dana PIP Madrasah

“Biasanya dititipkan supaya bisa diperbaiki, tetapi, tidak disampaikan ke pihak pesantren. Kemudian pesantren apakah bisa menangani hal ini? Kalau tidak bisa, berarti harus dipertimbangkan lagi,” kata Novi.

Meskipun orang tua sering berharap anak-anak mereka dapat belajar mandiri di lingkungan pesantren, namun terdapat fakta bahwa di beberapa pesantren kelas menengah ke atas, terdapat fasilitas-fasilitas lengkap yang mungkin malah menghambat perkembangan kemandirian anak.

“Kalau tujuan agama mungkin bisa tercapai, tetapi, harapan agar anaknya mandiri malah tidak tercapai,” kata Novi.

Baca Juga: Viral Santri Salafiyah Tidak Dapat Ikut Ujian Kesetaraan, Ini Penjelasan Kemenag

Halaman:

Editor: Faruk Langaru

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x