Pentingnya Menghindari Pemanasan Berulang pada Makanan Bersantan

- 7 April 2024, 23:01 WIB
Ilustrasi - Kari ayam, makanan yang mengandung sanntan
Ilustrasi - Kari ayam, makanan yang mengandung sanntan /PIXABAY

BOLTIM NEWS - Dokter spesialis ilmu gizi klinik menekankan pentingnya menghindari memanaskan berulang makanan yang mengandung santan, karena proses tersebut dapat mengubah nilai gizi dan berpotensi menimbulkan komplikasi kesehatan pada konsumen.

"Kalau makanan bersantan dipanaskan berulang kali, maka lemak di dalamnya akan jadi trans-fat (lemak trans), yang tidak baik untuk kesehatan kita," kata dr. Fitri Tyas Windrarti, Sp.GK dalam webinar yang diikuti dari Jakarta, Sabtu (6/4/2024).

Menurut informasi yang dipublikasikan di laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia, lemak trans atau asam lemak trans merupakan jenis asam lemak tak jenuh yang dapat menghambat aliran darah pada arteri, meningkatkan risiko serangan jantung, dan meningkatkan kemungkinan kematian.

Baca Juga: Penggunaan Antiperspiran untuk Mengatasi Masalah Bau Badan

Fitri menjelaskan bahwa makanan yang mengandung santan seperti opor, rendang, dan gulai daging, jika dipanaskan berulang kali, dapat meningkatkan kandungan lemak jenuhnya, sehingga berpotensi meningkatkan risiko terkena penyakit jantung jika dikonsumsi secara berlebihan.

Menurutnya, memanaskan makanan secara berulang juga dapat mengubah tekstur makanan menjadi tidak enak dan berpotensi menjadi tempat perkembangan bakteri yang berbahaya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare.

Fitri menyarankan para ibu untuk memasak makanan sesuai dengan kebutuhan keluarga selama perayaan Lebaran, sehingga dapat memastikan bahwa makanan habis terkonsumsi dalam satu kali sajian.

Baca Juga: Olahraga Rutin Dapat Mengurangi Insomnia dan Mencapai Tidur Optimal

"Memang lebih repot, tapi lebih baik kalau mau jaga kesehatan kita masak dalam porsi sekali habis saja, karena makanan bersantan tidak disarankan dipanaskan berulang. Jadi kita harus kira-kira satu kali makan berapa porsi, sehingga besok masak yang baru," katanya.

Seorang alumnus Universitas Hasanuddin yang kini berpraktik di Rumah Sakit Permata Bekasi itu menggarisbawahi perlunya menyajikan hidangan sehat berimbang gizi bagi keluarga saat merayakan Idul Fitri.

Dia menegaskan bahwa lebih bijaksana untuk membatasi penggunaan minyak dengan cara merebus atau memanggang bahan makanan, dan juga mengurangi penggunaan garam dalam masakan guna menjaga kesehatan.

Baca Juga: Dampak dari Menggoreng Makanan Menggunakan Minyak Goreng Ulang atau Bekas

Tidak hanya itu, Dia juga memberikan peringatan penting mengenai pentingnya memperhatikan batasan konsumsi bagi anggota keluarga yang lanjut usia, anak-anak, dan anggota keluarga yang sedang sakit ketika menyajikan hidangan Lebaran untuk keluarga.

"Ada lansia atau orang sakit yang mau makan tapi tidak bisa. Jadi, kalau bisa kita dapat memberikan pilihan (makanan) yang lebih sehat. Persiapkan alternatif hidangan yang lebih sehat," ujar Fitri.***

Editor: Faruk Langaru

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah