Polisi Yaman Tangkap Dua Tersangka Pembunuhan Pejabat Senior WFP

23 Juli 2023, 14:38 WIB
Anggota Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mendukung Perjanjian Hodeida (UNMHA) memantau pemindahan barikade karung pasir di kota pelabuhan Hodeida, Laut Merah Yaman yang diperangi pada 3 Juni 2019. /Foto: AFP

BN, Pikiran Rakyat - Kepolisian Yaman menangkap dua tersangka dalam pembunuhan seorang pejabat senior Program Pangan Dunia sehari sebelumnya. Hal tersebut disampaikan pihak berwenang pada Sabtu 22 Juli 2023.

Sepuluh orang lainnya juga ditahan karena dugaan keterlibatan mereka dalam pembunuhan Moayad Hameidi, yang baru saja tiba di negara itu untuk menjabat sebagai Kepala Program Pangan Dunia di provinsi barat daya Taiz.

Baca Juga: Pembakaran Alquran, Pemimpin Tertinggi Iran Tuntut Swedia Serahkan Pelaku

Terkait penangkapan ini, polisi Taiz tidak memberikan rincihan lebih lanjut.

Pada hari Jumat, dua pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak Hameidi di Kota Turbah. Ia meninggal tak lama setelah sampai di rumah sakit. Para penyerang melarikan diri dari tempat kejadian.

Hameidi, seorang warga Yordania adalah pekerja bantuan terbaru yang tewas di Yaman, yang telah terlibat dalam perang saudara sejak 2014. Dia baru saja tiba di Taiz beberapa hari lalu untuk menjalankan perannya sebagai kepala kantor di WFP di provinsi tersebut.

Baca Juga: Susul Ronaldo, Alex Telles Resmi Merumput Bersama Al Nassr

Direktur WFP di Yaman, Richard Ragan mengatakan, kehilangan rekan mereka merupakan tragedi mendalam bagi organisasi mereka dan komunitas kemanusiaan.

“Setiap kehilangan nyawa dalam pelayanan kemanusiaan adalah tragedi yang tidak dapat diterima,” kata Richard dikutip dari Al Arabiya pada Minggu 23 Juli 2023.

Yaman telah terlibat dalam perang saudara sejak 2014, ketika milisi Houthi yang didukung Iran menyapu sebagian besar wilayah utara dan merebut ibu kota, Sanaa, memaksa pemerintah yang diakui secara internasional ke pengasingan.

Konflik Yaman telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia dan lebih dari 150.000 orang, termasuk pejuang dan warga sipil, tewas.

Pada Mei 2021, seorang pekerja bantuan dengan badan amal Oxfam tewas dan seorang lainnya terluka saat mereka terjebak dalam baku tembak di selatan negara itu.***

Editor: Gazali Ligawa

Tags

Terkini

Terpopuler