"Di sinilah pula para anggota pramuka diajak dan mempraktikkan sikap keberanian. Berani untuk berkomunikasi dan berdialog dengan peserta lain yang berbeda keyakinan. Kita harus biasakan dialog. Jangan sedikit-dikit takut dengan penganut agama lain," terangnya.
Baca Juga: Alami Serangan Jantung, Jemaah Haji Asal Indonesia Meninggal di Madinah
Sementara itu, Instruktur Nasional Moderasi Beragama Pusat, Thobib Al-Asyhar mendorong mahasiswa untuk menjadikan agama sebagai sarana inspirasi dalam mewujudkan kehidupan yang damai. Menurutnya, upaya ini bisa dilakukan jika seseorang memiliki pengetahuan dan kesadaran bersama bahwa hakikatnya agama mengajarkan kebaikan bagi siapapun dan di manapun. Agama bertujuan membentuk pribadi yang beriman dan berbudi mulia atau akhlakulkarimah.
Baca Juga: Kembangkan Kemampuan Siswa, Kemenag Rilis Madrasah English Community
"Percayalah berbuat baik kepada siapapun tidak akan mengurangi iman seseorang. Justru itu jadi bagian penguat dalam kehidupan keagamaan di tengah masyarakat," beber Al-Asyhar yang juga pengajar Pascasarjana Universitas Indonesia (UI).
Ia pun optimis bahwa dengan kesadaran agama yang kuat, agama akan diposisikan di ruang dan jalan yang benar. Masyarakat akhirnya tidak akan mudah dipengaruhi oleh kelompok tertentu yang berupaya memanfaatkan isu agama untuk kepentingan sempitnya seperti politik identitas dan sebagainya.
"Sekali lagi agama harus jadi sarana inspirasi baik dalam berpolitik dan kehidupan bermasyarakat," tandasnya.
Diketahui, kegiatan diskusi tentang moderasi beragama mendapat sambutan positif dari para kontingen PWN. Di antaranya, Inda Ayu Putri dan mahasiswi IAIN Palopo. Mereka mengaku senang karena banyak mendapatkan pemahaman baru tentang relasi beragama yang baik dengan penganut agama lain.***