Network
BOLTIM NEWS – Ketegangan politik dan persaingan antarpartai semakin terasa menjelang Pilkada 2024 di Sulawesi Utara (Sulut), dengan munculnya dinamika baru yakni dugaan pecahnya partai koalisi pendukung pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka yang sebelumnya solid di Pilpres 2024.
Dugaan pecahnya koalisi ini muncul ketika Golkar dan Gerindra Sulut membentuk kubu tersendiri, dan itu terlihat saat Ketua DPW Partai NasDem, Victor Mailangkay, Ketua DPD Partai Golkar, Christiany Eugenia Paruntu (CEP), dan Ketua DPD Partai Gerindra, Conny Lolyta Rumondor, melakukan pertemuan pada Kamis 28 Maret 2024 di salah satu restoran di Jakarta.
Usai pertemuan, kubu ini langsung membentuk Koalisi Solidaritas Sulut Maju (KSSM) yang didukung oleh partai Golkar, Gerindra, PSI, dan Nasdem.
Baca Juga: Pilkada Sulut: Partai NasDem Tugaskan Victor Mailangkay jadi Cawagub Sulut, Siapa Calon Gubernurnya?
Sementara Partai Demokrat yang sebelumnya berjuang sama-sama di Pilpres kini dibiarkan berada dalam posisi terpisah. Hal ini tentu menjadi sorotan utama dalam perjalanan politik menuju pemilihan kepala daerah di Sulut.
Mirisnya lagi, konflik ini terjadi di tengah kemenangan Prabowo-Gibran dalam sidang sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
Partai Demokrat menuding Koalisi Solidaritas Sulut Maju atua KSSM tidak beretika karena membuka pendaftaran calon kepala daerah Sulawesi Utara untuk Pilgub 2024 di tengah perjuangan Prabowo di Mahkamah Konstitusi (MK).
"KSSM memilih membuka pendaftaran calon gubernur di hari penentuan pak Prabowo di MK. Menurut saya kurang etis karena kita semua masih berjuang mati-matian di MK," kata kader militan Partai Demokrat, Noortje Van Bone, baru-baru ini.
Meskipun demikian, pihak KSSM terus melanjutkan agenda pendaftaran calon kepala daerah.
