Harga Cabai Rawit di Sulut Pedasnya Minta Ampun, Tembus Hingga Rp160 Ribu Per kilo, Ternyata ini Penyebabnya

- 11 Desember 2023, 16:18 WIB
Cabai Rawit Merah di Pasar Tradisional Boltim
Cabai Rawit Merah di Pasar Tradisional Boltim /Dok. Boltim News/

BOLTIM NEWS - Kemarau panjang yang terjadi pada bulan Agustus hingga Oktober 2023, membuat sejumlah komoditi sayuran mengalami gagal panen. Harga cabai salah satu yang mengalami dampak kenaikan akibat minimnya pasokan dari petani. 

Pantauan di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bolaang Timur (Boltim) Sulawesi Utara (Sulut) harga cabai rawit yang di jual oleh pedagang pedasnya minta ampun.

Adapun harga jual cabai bervariasi, mulai dari Rp140 ribu per kilogram hingga Rp160 per kilogram. 

"Kenaikan harga cabai rawit disebabkan karena pasokan dari petani berkurang, “ kata Mas Rony seorang pedang di Pasar Tradisional Modayag, Boltim, Senin (11/12/2023).

Baca Juga: Perekonomian Sulut Mampu Lampaui Kinerja Ekonomi Nasional, Ini Faktornya

Ia mengatakan, pemicu pasokan cabai ke pasar berkurang akibat kemarau panjang yang terjadi di Kabupaten Boltim beberapa bulan sebelumnya, sehingga mengakibatkan gagal panen.

“Karena kemarau barusan, sehingga cabai rawit naiknya gila-gilaan, sekarang saja ada pedagang menjual cabainya Rp115 ribu sampai Rp135 ribu, “ kata Rony.

Sementara di Pasar Tradisional Kotabunan harganya malah lebih parah yakni Rp160 ribu per kilogram. Kenaikan harga cabai ini pun membuat sejumlah pemilik rumah makan mengeluh lantaran pedasnya cabai sampai ke ubun-ubun.

Baca Juga: Buka Kongres KMHDI, Jokowi Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek Ekonomi Hijau

Halaman:

Editor: Faruk Langaru


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x