Perekonomian Sulut Mampu Lampaui Kinerja Ekonomi Nasional, Ini Faktornya

- 15 Oktober 2023, 09:07 WIB
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulut Andry Prasmuko pada Kegiatan BI BASUARA, di Manado, Jumat (13/10/2023)
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulut Andry Prasmuko pada Kegiatan BI BASUARA, di Manado, Jumat (13/10/2023) /Foto:ANTARA/Nancy L Tigauw/

BOLTIM NEWS  Perekonomian Sulawesi Utara (Sulut) terus mengalami per tumbuhan. Berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia (BI) wilayah Sulut, dimana perekonomian daerah ini pada triwulan II naik mencapai 6,28 persen atau menguat dari triwulan I 2023 yang tumbuh 5,26 persen.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara Andry Prasmuko mengatakan Sulut mampu melampaui kinerja ekonomi nasional hingga tahun 2023 ini.

"Pada triwulan II 2023, perekonomian Sulut terus tumbuh dan mencapai 6,28 persen atau menguat dari triwulan I 2023 yang tumbuh 5,26 persen," kata Andry, melansir dari Antara, Sabtu (14/10).

Dia mengatakan dengan capaian tersebut, kinerja perekonomian Sulut mampu melampaui kinerja perekonomian nasional sebesar 5,17 persen.

Sementara di tingkat nasional kata dia, Provinsi Sulut tercatat sebagai daerah dengan pertumbuhan tertinggi ke-4 pada triwulan II 2023.

Hal ini menurutnya, didukung oleh peningkatan pada lapangan usaha, transportasi dan industri pengolahan. Namun, di sisi lain perlambatan pada lapangan usaha konstruksi, pertanian, dan perdagangan menahan kinerja perekonomian Sulut.

Lanjut Andry, adapun beberapa faktor pendorong kinerja perekonomian Sulut pada triwulan II 2023 yaitu peningkatan kinerja usaha transportasi dan Industri pengolahan.

“Hal ini tercermin dari meningkatnya peningkatan trafik penumpang angkutan udara di Sulut. Trafik penumpang serta didorong momentum cuti bersama di tengah peningkatan MICE pemerintah dan swasta, “ jelasnya.

Selanjutnya kata dia, usaha industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi pada triwulan laporan, yakni sebesar 1,15 persen, seiring dengan peningkatan kinerja Industri pengolahan minyak nabati, di tengah tren penurunan, meskipun terjadi normalisasi harga CNO.

Di sisi lain terdapat beberapa faktor yang turut menahan laju pertumbuhan ekonomi Sulut yaitu, kinerja konsumsi rumah tangga (RT) dan investasi.

“Kinerja konsumsi RT, mengalami perlambatan pada triwulan II 2023 seiring dengan penurunan kinerja penjualan riil, terutama kelompok makanan, minuman dan tembakau, “ katanya.

Diketahui, Provinsi Sulut pada tahun 2022 secara spesifik, Sulut tumbuh 5,42 persen, dan menjadi salah satu dari 9 provinsi yang pertumbuhannya lebih tinggi dari capaian nasional yang tumbuh 5,31 persen.

Untuk tahun 2022, pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulampua, diikuti Kalimantan, Jawa, Balinusra, dan Sumatera.***

Editor: Faruk Langaru


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x