Boltimnews, Pikiran Rakyat - Musim penghujan menjadi hal menggembirakan bagi sebagian orang. Tanaman tumbuh subur ketika air dari langit secara otomatis jatuh ke bumi.
Namun, hal itu dianggap "petaka" bagi sebagiannya lagi. Terutama yang melakukan panen padi. Banyak hasil panen menjadi rusak akibat curah hujan yang tak menentu. Terkendala penjemuran, berdampak negatif ketika padi melewati proses pemisahan sekam dari beras lewat penggilingan.
Padi yang setelah digiling dan menjadi beras, didapati tidak berkualitas. Sebagian petani sawah mengaku, sebutir beras yang dihasilkan dari ladangnya rata-rata tidak utuh lagi.
Baca Juga: Wah, Harga Cabai Rawit di Pasar Tradisional Makin Pedas. Ini Penyebabnya
Mas Enot mengatakan, sebagian petani sawah seperti dirinya enggan lagi menanam padi.
"Kan rugi mas. Beras tidak bagus tentunya di jual dengan harga yang sangat murah. Hitung-hitung tidak kembali pokok, malah rugi modal dan tenaga saya,’’ akunya.
Baca Juga: Wujudkan Peningkatan SDM, Bupati Sachrul Jajaki Kerjasama Pendirian Politeknik di Boltim
Toko sembako dan bahan campuran di Desa Tutuyan II, Kecamatan Tutuyan, memiliki pasokan beras dengan harga bervariasi.
Saat ini, harga beras jenis Serayu mencapai Rp625.000 per 50 kilo gram, di banding harga lama yang hanya dibanderol sekitar Rp500.000 per 50 kilo gram. Ada kenaikan hingga Rp125.000 per 50 kilo gram.