Wah, Harga Cabai Rawit di Pasar Tradisional Makin Pedas. Ini Penyebabnya

- 8 Maret 2023, 08:01 WIB
Foto penjualan Cabai Rawit Merah di Pasar Tradisional Boltim
Foto penjualan Cabai Rawit Merah di Pasar Tradisional Boltim /Foto Faruq/Boltim News

Boltimnews, Pikiran Rakyat – Dalam seminggu terakhir sejumlah bahan pokok (bapok) di pasar dan gerai-gerai terus mengalami lonjakan harga. Namun yang paling menonjol adalah kenaikan harga cabai rawit.

Dalam sepekan ini harga cabai rawit di pasar tradisional di Sulawesi Utara (Sulut) mulai terasa pedas alias mengalami kenaikan harga.

Informasi yang di dapat media ini, disejumlah pasar tradisional di Sulut, harga cabai kini mencapai Rp70 ribu perkilo bahkan ada yang sampai Rp80 ribu perkilo. Penyebab naiknya harga cabai dipasaran dikarenakan kurangnya pasokan dari petani.

Baca Juga: Ini hal Unik yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Simak Yuk !

Sebelumnya harga cabai yang dijual oleh pedagang pasar tradisional hanya Rp45 ribu sampai Rp50 ribu perkilo. Akan tetapi dalam sepekan terakhir ini, harga cabai terus mengalami lonjakan.

Demikian juga penjualan oleh para petani dalam sepekan lalu, itu rata-rata hanya Rp30 ribu dan Rp40 ribu perkilonya. Namun kini penjualan cabai dipasaran para petani sudah diatas Rp60 ribu hingga Rp65 ribu perkilo.

Sejumlah pedang di pasar tradisional Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) mengatakan bahwa penjualan cabai rawit sudah di atas Rp70 ribu. Menurut mereka, penjualan ini naik dikarenakan harga jual dikalangan petani tinggi dengan penjualan rata-rata Rp60 ribu hingga Rp65 ribu.

Baca Juga: Bupati Sachrul Terima Kunjungan Guru Besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri

“Kami pasok dari petani harga cabai di angka Rp60 ribu sampai Rp65 ribu, tentu dengan harga seperti itu maka kami pedagang dengan otomatis menaikan harga jual, “ kata Om Jemi, salah salah pedagang di pasar tradisional Boltim.

Halaman:

Editor: Faruk Langaru


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x