Buka Kepri Ramadan Fair 2024, Wapres: Standar Halal Internasional Perlu Dikembangkan

15 Maret 2024, 20:50 WIB
Wapres Ma’ruf Amin meresmikan Pembukaan Kepri Ramadan Fair 2024 (KURMA 2024) dan Seminar Produk Halal Go Global di Gedung Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Jl. S. M. Amin No. 1, Tanjungpinang, Jumat 15 Maret 2024. /Foto: Kominfo.go.id

BOLTIM NEWS - Kawasan Bintan Inti Halal Hub, Kepulauan Riau (Kepri) menjadi salah satu wilayah industri halal yang dikembangkan pemerintah, sebagai upaya menjadikan Indonesia Pusat Produsen Halal Terkemuka Dunia. Salah satu kunci pengembangan industri halal adalah terbangunnya ekosistem rantai nilai halal yang kuat dari hulu ke hilir. Sebab, tidak hanya akan meningkatkan ekspor produk halal, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai nilai halal global.

Selain dukungan multipihak, diperlukan langkah-langkah strategis dalam mewujudkan ekosistem tersebut. Pertama, perlunya penguatan infrastruktur ekosistem rantai nilai halal dalam peningkatan daya saing dan produktivitas industri halal.

Baca Juga: Tinjau RSUD Sibuhuan, Presiden Jokowi Pastikan Pelayanan Kesehatan Optimal

“Efektivitas proses bisnis sertifikasi halal mesti terus ditingkatkan, termasuk penguatan pada sektor hulu yakni sertifikasi rumah potong hewan dan juru sembelih halal. Beragam insentif fiskal dan nonfiskal dapat diberikan untuk menaikkan partisipasi pelaku rantai nilai halal,” ujar Wakil Presiden (Wapres), K.H. Ma’ruf Amin, saat meresmikan Pembukaan Kepri Ramadan Fair 2024 (KURMA 2024) dan Seminar Produk Halal Go Global di Gedung Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Jl. S. M. Amin No. 1, Tanjungpinang, Jumat 15 Maret 2024.

Selain itu, sambung Wapres, program kurasi, inkubasi, dan pendampingan usaha syariah juga harus terus dioptimalkan, dengan melibatkan komunitas masyarakat, termasuk masjid dan pesantren.

“Komitmen pendampingan idealnya dilakukan sampai UMKM berhasil mengekspor produk halal ke pasar global,” terangnya.

Langkah kedua, sebut Wapres, perlunya inovasi dan kolaborasi riset serta pemanfaatan teknologi dalam penguatan ekosistem rantai nilai halal yang inklusif, beretika, dan berkelanjutan. Menurutnya, inovasi pemanfaatan teknologi digital seperti dalam proses ketertelusuran halal diyakini akan mengakselerasi pengembangan ekosistem rantai nilai halal.

Baca Juga: Mendagri Tito Imbau Kepala Daerah Percepat Regulasi THR dan Gaji ke-13

“Standar halal internasional perlu dikembangkan melalui kolaborasi dengan lembaga halal negara lain, guna mendorong pengembangan ekosistem halal regional dan global, serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan. Dalam hal ini, kolaborasi dengan Malaysia dan Singapura misalnya,” papar Wapres.

Langkah ketiga, ia meminta secara khusus kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dan masyarakat Kepri, agar terus menggali potensi unggulan daerah dan meningkatkan nilai tambah industri produk halal lokal.

“Dengan 97% lebih kawasan perairan laut, Kepri kaya hasil laut dan berpotensi besar dalam pengembangan ekonomi biru. Untuk itu, ekosistem rantai nilai halal pada sektor ini patut terus dikembangkan,” pintanya.

Harapannya, lanjut Wapres, banyak produk halal sektor perikanan dan kelautan Provinsi Kepri akan mengglobal, serta transformasi ekonomi daerah terdorong ke arah yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Baca Juga: Rencana Pemasangan Chattra, Kemenag dan BRIN Lakukan Kunjungan Lapangan

“Selain itu, potensi pengembangan logistik halal dapat lebih digali, termasuk peluang pembangunan pelabuhan logistik halal yang akan menjadikan Provinsi Kepri hub perdagangan halal internasional,” jelasnya.

Sebelumnya pada kesempatan yang sama, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, menyampaikan bahwa sejauh ini Kepri telah mengembangkan ekosistem keuangan syariah melalui program Halal Center yang berlokasi di STAIN Abdurahman dan Politeknik Batam. Program ini mencakup sertifikasi halal yang telah menghasilkan 10.845 sertifikat halal, pendampingan, pelatihan, kurasi produk, dan perluasan pangsa pasar produk halal.

“Kepri juga terus mengembangkan inkubasi usaha syariah melalui program kemandirian pesantren melalui pembentukan HEBITREN (Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren) pada tahun 2021 sebagai wadah kolaborasi ekonomi antarpondok pesantren di Kepri. Sekanjutnya transformasi koperasi konvensional ke koperasi modern yang berbasis syariah dan penguatan KOPONTREN (Koperasi Pondok Pesantren) juga dilakukan untuk menunjang seluruh kebutuhan santri secara kelembagaan dan mandiri,” ungkap Ansar.

Saat ini, papar Ansar, Kepri juga menjadi produsen produk halal, tidak hanya untuk memenuhi pasar produk halal domestik tetapi juga global yang dalam kurun waktu 2022 – 2023 telah berkontribusi ekspor sebesar kurang lebih 120 miliar rupiah melalui Bintan Industrial Estate sebagai Kawasan Bintan Inti Halal Hub.

Baca Juga: Kemenparekraf Siapkan Desa Wisata Topang Pembangunan di IKN

“Melalui dukungan program industri halal Kepri sejak tahun 2021, selama 3 tahun berturut-turut, [Kepri] berhasil memperoleh penghargaan Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) sebagai provinsi dengan Program Halal Terbaik,” sebutnya bangga.

Lebih jauh, Ansar memaparkan bahwa Kepri terus melakukan pemenuhan infrastruktur pendukung industri halal seperti pembangunan jalan, jembatan Batam-Bintan, revitalisasi bandara, serta revitalisasi dan pembangunan pelabuhan.

“Melalui berbagai upaya yang telah dilakukan, untuk kita ketahui bersama bahwa Provinsi Kepri semakin menunjukkan progres yang positif terhadap segala sektor pembangunan,” tandasnya.

Hadir pada acara tersebut, Wakil Gubernur Kepri Marlina Agustina, Pj. Walikota Tanjungpinang Hasan, Walikota Batam Muhammad Rudi, Bupati Karimun Aunur Rafiq, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Kepri dan Kota Tanjungpinang, serta segenap pengurus KDEKS Kepri.***

Editor: Gazali Ligawa

Sumber: kominfo.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler