BOLTIM NEWS - Bab 1: Cahaya yang Padam
Di sebuah kota kecil yang terletak di tepian sungai, hiduplah seorang gadis bernama Anisa. Anisa adalah anak yang cerdas dan penuh semangat. Ia memiliki mimpi besar untuk menjadi seorang dokter agar bisa membantu orang-orang di sekitarnya. Namun, hidup tidak selalu mudah baginya. Ayahnya bekerja sebagai nelayan, sementara ibunya sakit-sakitan dan sering harus beristirahat di rumah. Meskipun kondisi ekonomi keluarga mereka sulit, Anisa tidak pernah menyerah pada mimpinya.
Setiap hari, Anisa pergi ke sekolah dengan tekad yang kuat. Ia belajar dengan giat, meskipun sering kali harus membantu ayahnya menangkap ikan atau merawat ibunya yang sakit. Ia selalu percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk keluar dari kemiskinan dan mencapai impiannya.
Baca Juga: Menyongsong Mentari: Perjalanan Seorang Pemimpi
Bab 2: Ujian Kehidupan
Pada suatu malam, badai besar melanda kota mereka. Perahu ayah Anisa hancur, dan sumber pendapatan keluarga mereka pun hilang seketika. Kehidupan menjadi semakin sulit. Anisa mulai bekerja paruh waktu di sebuah warung makan untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia merasa sedih dan putus asa, tetapi ia tetap berusaha menjaga semangatnya.
Kehilangan perahu membuat ayahnya merasa sangat terpukul. Ia mulai mengalami depresi dan sering kali menghabiskan waktu berhari-hari di rumah tanpa melakukan apa-apa. Anisa tahu bahwa ia harus lebih kuat dari sebelumnya untuk bisa melewati masa-masa sulit ini.
Bab 3: Bantuan yang Tak Terduga
Suatu hari, ketika Anisa sedang bekerja di warung makan, ia bertemu dengan seorang wanita paruh baya bernama Bu Rina. Bu Rina adalah seorang pensiunan guru yang sering berkunjung ke warung tersebut. Melihat semangat dan kerja keras Anisa, Bu Rina merasa tergerak untuk membantu.