Rintik Hujan di Tengah Malam

- 9 Juni 2024, 18:01 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Foto: Pexels

BOLTIM NEWS - Di sebuah kota kecil yang terletak di lereng gunung, hujan adalah tamu tetap yang selalu datang tanpa undangan. Kota itu bernama Senja, dikenal dengan suasana romantisnya yang ditambah dengan rintik hujan yang menambah keindahan malam. Di sana, hiduplah seorang wanita bernama Elisa, seorang penulis muda yang mencari inspirasi di antara tetesan hujan.

Elisa tinggal di sebuah rumah kecil di pinggiran kota, yang terletak di tepi sebuah jurang yang menghadap ke lembah hijau. Setiap malam, dia akan duduk di teras rumahnya, menatap langit yang diliputi oleh awan mendung dan mendengarkan irama hujan yang turun perlahan. Bagi Elisa, hujan adalah sumber inspirasi yang tak ternilai harganya, membawa kedamaian dan keindahan dalam setiap tetesnya.

Baca Juga: Senandung Hujan di Kampung Halaman

Suatu malam yang gelap dan berawan, ketika hujan turun deras, Elisa keluar ke teras rumahnya untuk menikmati malam. Dia merasakan embun hujan membasahi wajahnya, memberikan perasaan yang tenang dan damai. Di tengah keheningan malam, Elisa tiba-tiba mendengar suara langkah kaki di kejauhan.

Dia menoleh ke arah suara itu dan melihat seseorang berjalan mendekatinya di bawah payung hitam. Itu adalah seorang pria tampan dengan senyuman hangat di wajahnya. "Maaf mengganggu, tapi apakah aku bisa berlindung di sini sebentar?" tanyanya dengan sopan.

Elisa tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja, silakan." Dia mempersilahkan pria itu duduk di kursi di sebelahnya, di bawah teras yang dilindungi dari hujan. Mereka duduk bersama, merasakan dinginnya malam yang dipercantik oleh rintik hujan.

Baca Juga: Cerpen, Pelangi Setelah Hujan

Pria itu memperkenalkan dirinya sebagai Rafael, seorang pelukis yang sedang dalam perjalanan pulang dari pameran seni di kota tetangga. Mereka mulai berbicara tentang seni, hujan, dan kehidupan. Elisa merasa nyaman bersama Rafael, seolah-olah mereka sudah lama saling mengenal.

Waktu berlalu begitu cepat, dan mereka tidak menyadari bahwa mereka telah berbicara sepanjang malam. Saat hujan mulai reda, Rafael berdiri untuk pergi. “Terima kasih atas perlindungan Anda,” katanya sambil tersenyum. "Saya sangat menikmati diskusi kita."

Halaman:

Editor: Gazali Ligawa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Bintang di Malam Sunyi

25 Juni 2024, 17:38 WIB

Senandung di Ujung Senja

25 Juni 2024, 17:20 WIB

Melodi di Bawah Langit Senja

25 Juni 2024, 17:11 WIB

Langkah Kecil, Perubahan Besar

25 Juni 2024, 16:58 WIB

Harapan di Balik Hujan

25 Juni 2024, 16:45 WIB

Terpopuler

Kabar Daerah