Network
BOLTIM NEWS – Mantan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mulai mendapat sorotan sebagai calon tunggal dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Potensi ini semakin menguat dengan merapatnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ke belakangnya.
Langkah PDIP ini dianggap sebagai strategi untuk memperkuat peluang Khofifah dalam meraih kemenangan tanpa perlu bersaing dengan calon lain. Dengan dukungan dari partai besar seperti PDIP, Khofifah dinilai memiliki modal yang kuat dalam memenangkan Pilkada.
Sebelumnya Khofifah sudah resmi menerima rekomendasi dari PAN pada akhir tahun lalu, kemudian disusul tiga partai politik lainnya yaitu Golkar, Gerindra dan Demokrat juga telah menyerahkan rekomendasi serupa.
Baca Juga: Pilkada Serentak 2024, Masyarakat Purbalingga Didorong Gunakan Hak Pilihnya
Dengan dukungan sejumlah partai besar ini, kemungkinan besar Khofifah berpeluang jadi calon tunggal di Pilkada 2024 untuk Provinsi Jawa Timur.
Hal ini seperti diungkapkan Dosen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Aditya Perdana. Ia memberikan pandangan yang menarik terkait dengan dinamika politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Menurutnya, jika petahana memiliki potensi elektabilitas yang tinggi untuk memenangkan Pilkada, kemungkinan besar para penantangnya akan sedikit bahkan mungkin tidak ada, sehingga menjadikan petahana sebagai calon tunggal dalam kontestasi politik.
"Seberapa kuat petahana kepala daerah akan ikut kompetisi pilkada. Jika kuat maka penantang-nya tidak akan banyak atau bisa jadi hanya calon tunggal," kata Aditya Perdana dalam sebuah acara di Depok, Jawa Barat, pada Minggu, 5 Mei 2024.
Baca Juga: Harapan Cak Imin Agar Koalisi Perubahan Berlanjut di Pilkada Aceh
