Peneliti Sebut Gibran Rakabuming Belum Punya Kapasitas Memimpin Partai Sebesar Golkar, Kecuali Bapaknya!

- 16 Maret 2024, 18:57 WIB
Partai Golkar waktu melakukan tahapan kampanye bulan Februari 2024
Partai Golkar waktu melakukan tahapan kampanye bulan Februari 2024 /Dok: FANPAGE Golkar Indonesia/

BOLTIM NEWS – Peneliti dari Populi Center, Usep S Ahyar, menyatakan bahwa Gibran Rakabuming Raka masih belum memiliki kapasitas yang memadai untuk memimpin partai sebesar Golkar.

“Saya kira untuk memimpin di partai sebesar Golkar, seseorang harus memiliki pengalaman dan karakter yang kuat. Saat ini, Gibran belum teruji untuk peran tersebut. Kecuali bapaknya, mungkin saya malah merekomendasikan Jokowi,” ungkap Usep di Jakarta, Jumat (15/3/2024).

Menurut Usep, Golkar merupakan partai yang besar yang tidak hanya mengandalkan ketua umum, sebagai sosok sentral dalam memimpin partai, tetapi memiliki banyak kader berkualitas dan merata secara keorganisasian.

Baca Juga: Suara Golkar Hilang di Rapat Pleno Provinsi! Saksi Partai Laporkan KPU dan Bawaslu Halmahera Selatan

Menurut dia, jangan menyamakan Golkar dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang sekarang dipimpin oleh Kaesang Pangarep, yang juga adik Gibran.

Ia mengatakan mekanisme organisasi Golkar sudah mapan dan matang, tidak begitu saja direbut.

Pengalaman Gibran, menurut Usep, masih belum teruji untuk mengelola berbagai faksi dan kepentingan yang ada di tubuh partai serta munculnya berbagai dinamika. Gibran dianggap masih belum mampu meredam atau mengurai masalah-masalah itu.

“Golkar itu organisasi besar, partai besar, mekanismenya juga sudah mapan, dewasa juga. Jadi, memang diperlukan sosok pemimpin yang memang pandai juga mengelola konflik. Jadi, di Golkar teruji, tapi memang mekanisme kepartaiannya juga jalan dan selalu selesai,” jelasnya.

Lanjut dia, Golkar juga gejolak konfliknya selalu ada. Begitu banyaknya tokoh dan masing-masing punya gerbong, punya pengikut yang akhirnya konflik. Golkar kata dia, tidak ada tokoh sentral semacam PDIP, Gerindra atau Demokrat.

Baca Juga: Hasil Pleno KPU Kalsel, Golkar Sakti! Terbanyak di DPR RI dan DPRD Provinsi, NasDem Menyusul, PDI Perjuangan?

“Jadi konflik itu memang tidak harus selalu dibunuh seperti di partai-partai, yang memang punya tokoh sentral. Mereka yang berkonflik atau menciptakan konflik disingkirkan. Tapi kalau di Golkar, saya lihat itu konfliknya justru dikelola dan menjadi kekuatan yang diperlukan oleh organisasi semacam Golkar,” jelasnya.

Menurut Usep, nama-nama politisi Golkar yang mencuat untuk maju sebagai ketum Golkar seperti Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Agus Gumiwang Kartasasmita dan Bahlil Lahadalia, dianggap sebagai kader yang cukup layak menjadi Golkar satu, daripada Gibran Rakabuming Raka.

Sebab menurutnya, kalaupun Gibran maju menjadi ketum Golkar minimal harus menunggu satu generasi lagi.

Bahkan ,kata dia, Gibran juga dinilai masih di bawah kapasitas tokoh muda Golkar lainnya seperti Maman Abdurrahman, Ahmad Doli Kurnia, Ace Hasan Syadzily dan tokoh muda lainnya.

“Gibran itu lebih di bawah lagi, saya kira levelnya dari segi usia dari segi kematangan itu lebih di bawah lagi. Belum terlihat kemandirian politik dari Gibran," katanya menegaskan.

Baca Juga: Tiga Caleg Golkar ini Pimpin Perolehan Suara DPR RI Dapil Sumut III

Sebelumnya, bursa calon ketua umum Partai Golkar semakin ramai dibicarakan, terutama setelah kehadiran Gibran Rakabuming Raka yang juga putera sulung Presiden Joko Widodo yang digadang-gadang bakal menjadi calon potensial pada Munas Golkar yang rencananya akan dilaksanakan pada Desember 2024.

Usulan nama Gibran dalam bursa kepemimpinan Partai Golkar pertama kali disebut oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari yang melihat dua potensi besar dalam diri Gibran.

Pertama, Gibran tidak lama lagi menduduki jabatan posisi strategis sebagai orang nomor dua di Indonesia pada saat dilantik menjadi wakil presiden secara resmi pada Oktober 2024.

Kedua, Partai Golkar ke depan harus berorientasi terhadap anak muda karena pemilih terbanyak berasal dari kalangan muda. Sebab itu, tantangannya partai Golkar juga harus diisi oleh banyak anak-anak muda.***

Editor: Faruk Langaru

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah