Menyatu Dengan Eks Panglima GAM, Prabowo Bercerita Soal Hubungan Emosional Dengan Rakyat Aceh

- 27 Desember 2023, 20:16 WIB
Arsip - Prabowo Subianto (kanan) bersama Eks Panglima GAM Muzakir Manaf alias Mualem (kiri
Arsip - Prabowo Subianto (kanan) bersama Eks Panglima GAM Muzakir Manaf alias Mualem (kiri /Dok: Antara/

BOLTIM NEWS - Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menyatakan kisahnya bisa bersahabat atau rekonsiliasi dengan eks panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf (Mualem) yang dulu saling perang menjadi sejarah langka di dunia. 

Pernyataan itu disampaikan Prabowo Subianto dalam sambutannya pada silaturahmi dengan ulama dan tokoh masyarakat Aceh bersama Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang turut dihadiri Muzakir Manaf, di Banda Aceh, pada Selasa (26/12/2023).

"Ini saya kira suatu kejadian yang langka di sejarah dunia. Saya mantan panglima Kostrad, Jenderal Kopassus, sementara Muzakir Manaf mantan Panglima Aceh, kok kita bisa bersatu. Ini yang di luar pemikiran banyak orang," kata Prabowo.

Baca Juga: Spanduk ‘Solo Bukan Gibran’ dan Bendera PDIP Terpampang di Sebuah Jembatan, Putra Sulung Jokowi Respon Begini

Dengan kedekatan emosional dan rekonsiliasi yang telah terjadi selama ini, kata Prabowo, menjadi bukti bagaimana persatuan menjadi bagian yang terpenting bagi negeri ini.

Prabowo juga mengapresiasi dan terima kasih kepada rakyat Aceh karena telah memberikan dukungan besar saat dirinya berjuang dalam Pilpres 2019 lalu.

"Kita saling merangkul, jadi ini yang buat saya selalu emosional, puncaknya pemilihan Presiden lalu. Salah satunya, saya dapat dukungan paling besar di Aceh. Saya minta maaf sesudah kalah, saya belum ke Aceh," ujarnya.

Baca Juga: Hari ke-30, Anies-Muhaimin Kampanye di Jakarta dan Banten, Prabowo Cuti Demi Kampanye di Bandung

Prabowo juga mengungkapkan bahwa hubungan emosional antara dirinya dengan Aceh sudah berlangsung lama. Dimana, ayahanda Prabowo, Soemitro Djojohadikoesoemo merupakan perintis Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.

"Orang tua saya, Prof Soemitro dari awal sangat dekat dengan tokoh-tokoh Aceh, dan sempat menjadi dosen terbang, beliau sangat bangga, selalu cerita kepada kami terbang ke Aceh dan memberi kuliah," katanya.

Tidak hanya itu, perjuangan Prof  Soemitro kemudian berlanjut saat ia bersama rakyat Aceh saling dukung di masa-masa sulit, seperti ketika terjadinya pergolakan di tahun 1950-an.

Baca Juga: Balas Sindiran Fahri Hamzah, Ganjar Bilang Dia tak Mau Pakai 'Kaca Mata Kuda' Kala Melanjutkan Program Jokowi

Selanjutnya, orang tuanya juga ikut berjuang bersama tokoh-tokoh dan rakyat Aceh dalam masa-masa sulit di tahun 50-an, dimana Indonesia mengalami pergolakan karena permasalahan ideologi.

"Sesudah itu pun hubungan emosional saya tidak berhenti, karena saya juga terus menerus berhubungan baik, dan puncaknya adalah bahwa saya bisa bersatu dengan tokoh-tokoh dari Partai Aceh," ungkap Prabowo.***

 

Editor: Faruk Langaru

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah