Indonesia Serukan Deeskalasi Konflik di Timur Tengah

- 16 April 2024, 20:11 WIB
Menlu Retno LP Marsudi memberikan keterangan pers, Selasa 16 April 2024, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
Menlu Retno LP Marsudi memberikan keterangan pers, Selasa 16 April 2024, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. /Foto: Humas Setkab/Oji Sidang

Ia menjelaskan, pada tanggal 13 April lalu pihaknya telah mengeluarkan travel advice serta menyediakan hotline yang dapat dihubungi oleh para WNI. Selain itu, pada tanggal 14 April lalu Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) juga telah melakukan kontak langsung dengan WNI yang berada Iran dan Israel untuk memberitahukan langkah-langkah yang  dapat lakukan jika terjadi sesuatu atau jika eskalasi terus meningkat.

Baca Juga: Pelaksanaan Mudik dan Balik Lebaran 2024 di Jateng Berjalan Lancar

“WNI sejauh ini alhamdulillah dalam keadaan baik, dalam artian tidak terdampak situasi yang ada. Kita terus melakukan pantauan dari dekat dan hampir setiap hari teman-teman Kementerian Luar Negeri mengadakan rapat secara virtual dengan KBRI-KBRI di wilayah-wilayah yang kira-kira dapat terdampak jika terjadi eskalasi, termasuk contingency plan juga sudah kita buat,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa pemerintah juga mewaspadai dan memigitasi dampak ketegangan yang terjadi di Timur Tengah terhadap perekonomian Indonesia.

“Dari sisi perekonomian, tentu kita melihat terjadi lonjakan harga minyak akibat serangan Israel ke Kedutaan Iran di Damaskus dan juga terhadap retaliasi yang dilakukan oleh Iran. Dari segi ekonomi, Laut Merah dan Selat Hormuz itu menjadi penting, terutama karena Selat Hormuz itu 33 ribu kapal minyak dan Laut Merah itu sekitar 27 ribu. Dan peningkatan freight cost itu menjadi salah satu hal yang harus dimitigasi,” tutur Airlanga.

Baca Juga: Pimpin Apel Perdana Pasca Lebaran, Pj Gubernur Jateng Apresiasi Kedisiplinan ASN

Secara fundamental, kata Airlangga, saat ini perekonomian Indonesia tumbuh solid di kisaran 5 persen, inflasi dalam rentang 2,5 plus minus 1 persen, neraca perdagangan surplus, serta cadangan devisa sekitar 136 miliar Dolar AS. Meski demikian, pemerintah terus mengantisipasi dampak dari peningkatan ketidakpastian perekonomian global terhadap perekonomian nasional.

“Tentu kita perlu melakukan beberapa kebijakan, antara lain bauran fiskal dan moneter, menjaga stabilitas nilai tukar, menjaga APBN, dan memonitor kenaikan logistik dan kenaikan harga minyak,” bebernya.

Baca Juga: 7 Perilaku Kecil Yang Sangat Umum Terjadi Pada Wanita Paling Sehat

Airlangga menambahkan, pemerintah juga terus melakukan reformasi struktural sekaligus meningkatkan iklim investasi di tanah air.

Halaman:

Editor: Gazali Ligawa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah