Perkuat Hubungan Bilateral, Indonesia dan Selandia Baru Bahas Kerja Sama di Berbagai Bidang

- 5 Maret 2024, 17:14 WIB
 Presiden Jokowi bertemu PM Selandia Baru Christopher Luxon, di Hotel Park Hyatt, Melbourne, Australia, Selasa 5 Maret 2024.
Presiden Jokowi bertemu PM Selandia Baru Christopher Luxon, di Hotel Park Hyatt, Melbourne, Australia, Selasa 5 Maret 2024. /Foto: BPMI Setpres

BOLTIM NEWS - Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi), bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Christopher Luxon, di Hotel Park Hyatt, Melbourne, Australia pada Selasa 5 Maret 2024 dalam rangka memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Selandia Baru. Pertemuan tersebut diadakan untuk membahas berbagai isu strategis dan kerja sama kedua negara dalam berbagai bidang.

Di awal pertemuan, Presiden Jokowi menyampaikan ucapan selamat kepada PM Luxon atas pengangkatannya dan menekankan pentingnya kemitraan strategis antara kedua negara, khususnya dalam bidang ekonomi dan pembangunan. Presiden berharap di bawah kepemimpinan PM Luxon, kerja sama Indonesia-Selandia Baru dapat terus ditingkatkan.

Baca Juga: Bertemu PM Australia, Jokowi Sampaikan Empat Poin Utama Perkuat Kerja Sama Bilateral

“Selandia Baru adalah mitra strategis Indonesia. Saya berharap di bawah kepemimpinan Yang Mulia kita dapat terus majukan implementasi konkret kemitraan komprehensif, khususnya bidang ekonomi dan pembangunan,” ucap Jokowi.

Salah satu fokus diskusi adalah penurunan nilai perdagangan antara kedua negara yang mencapai 18 persen tahun lalu. Presiden Jokowi menekankan perlunya menciptakan peluang baru untuk meningkatkan interaksi antarpelaku usaha dan perdagangan, termasuk di sektor halal. Presiden juga menyambut baik rencana kunjungan PM Luxon bersama misi dagang ke Jakarta tahun ini.

“Saya yakin hal ini akan mendorong peningkatan perdagangan dan kerja sama ekonomi kedua negara,” ungkapnya.

Baca Juga: Bertemu PM Hun Manet, Presiden Jokowi Tingkatkan Kerja Sama dengan Kamboja

Dalam bidang energi, Presiden Jokowi mengapresiasi kerja sama energi panas bumi yang erat antara kedua negara. Hal itu termasuk komitmen pendanaan 15,6 juta NZD dalam program Indonesia-Aoteroa New Zealand Geothermal Energy Programme (PINZ).

“Saya harap investasi dapat terus ditingkatkan utamanya untuk dukung percepatan pengembangan energi geotermal dan upaya transisi energi di Indonesia,” kata presiden.

Halaman:

Editor: Gazali Ligawa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x