Rakornas Pengendalian Inflasi 2024, Bos BI: Inflasi Indonesia Terendah di Dunia

- 14 Juni 2024, 20:50 WIB
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyampaikan laporan pada pembukaan Rakornas pengendalian inflasi tahun 2024 dan TPID Award, di Istana Negara, Jakarta, Jumat 14 Juni 2024.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyampaikan laporan pada pembukaan Rakornas pengendalian inflasi tahun 2024 dan TPID Award, di Istana Negara, Jakarta, Jumat 14 Juni 2024. /Foto: Humas Setkab/Rahmat

Ia menyebutkan, Bank Indonesia akan bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah untuk lebih memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Juga: Ngeri! Jokowi Ingatkan Warning PBB Dunia Menuju ‘Neraka Iklim’, Ancamannya Ini

Selanjutnya Gubernur BI menjelaskan, Bank Indonesia akan memberikan keringanan melalui insentif likuiditas berskala besar bagi perbankan untuk menyalurkan kredit pinjaman ke berbagai sektor guna meningkatkan kapasitas perekonomian termasuk upaya makroprudensial hilir agropangan.

“Untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan, Kebijakan Makroprudensial Longgar antara lain melalui insentif likuiditas yang besar kepada perbankan, kami berikan untuk penyaluran kredit pembiayaan ke berbagai sektor untuk meningkatkan kapasitas perekonomian, termasuk hilirisasi pertanian dan UMKM pangan.” sebutnya.

Baca Juga: Idul Adha 1445 Hijriah, Presiden Jokowi Salurkan Sapi Kurban ke Seluruh Indonesia

Gubernur BI memperkirakan perekonomian Indonesia masih sangat kuat. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang terjaga pada level 5 persen dan inflasi di bawah 3 persen. Namun tetap diperlukan adanya penguatan sinergi antara Bank Indonesia, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah guna memitigasi konflik geopolitik global yang sedang berlangsung.

“ke depan perlu kita hadapi dengan upaya dan sinergi yang berkelanjutan. Kesinambungan adalah sangat penting untuk pengendalian inflasi ke depan, khususnya untuk memitigasi risiko kenaikan harga pangan dan energi akibat konflik geopolitik global yang masih berkelanjutan, ketidakpastian pasar keuangan global, serta permasalahan struktural seperti produktivitas, inefisiensi, distribusi, dan integrasi data pangan,” tandasnya.***

Halaman:

Editor: Gazali Ligawa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah