Ngeri! Jokowi Ingatkan Warning PBB Dunia Menuju ‘Neraka Iklim’, Ancamannya Ini

- 14 Juni 2024, 19:13 WIB
Presiden Jokowi memberikan sambutan dan membuka Rakornas pengendalian inflasi 2024 dan TPID Award di Istana Negara, Jakarta, Jumat 14 Juni 2024.
Presiden Jokowi memberikan sambutan dan membuka Rakornas pengendalian inflasi 2024 dan TPID Award di Istana Negara, Jakarta, Jumat 14 Juni 2024. /Foto: Humas Setkab/Rahmat

BOLTIM NEWS - Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi), mengingatkan untuk mewaspadai tantangan di masa depan berkaitan dengan isu iklim dan pangan. Presiden juga menyebutkan peringatan dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, bahwa dunia menghadapi ‘neraka iklim’.

“Kita harus tetap harus waspada, hati-hati tidak boleh lengah, tantangan ke depan tidak mudah. Saya kira Bapak-Ibu semuanya sudah mendengar warning dari Sekjen PBB bahwa dunia menuju pada neraka iklim. Ngeri. Neraka iklim. Suhu akan mencapai rekor tertinggi lima tahun ke depan, hati-hati,” kata Jokowi dihadapan gubernur, bupati, dan wali kota se-Indonesia saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) pengendalian inflasi tahun 2024, di Istana Negara, Jakarta, Jumat 14 Juni 2024.

Baca Juga: Idul Adha 1445 Hijriah, Presiden Jokowi Salurkan Sapi Kurban ke Seluruh Indonesia

Kepala Negara mengatakan, dalam satu tahun terakhir, Indonesia telah mengalami gelombang panas. Bahkan, imbuhnya, suhu panas di India mencapai 50 derajat Celcius dan di Myanmar mencapai 45,8 derajat Celcius.

Jika situasi ini dibiarkan, kata Jokowi, menurut FAO (Food and Agriculture Organization) pada tahun 2050 dunia akan mengalami kekeringan yang berdampak pada kekurangan pangan. Oleh karena itu, presiden menekankan pentingnya mengantisipasi kekeringan dan gelombang panas yang dapat berimbas pada produksi pangan dan inflasi.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ajak Masyarakat Bersatu Berantas Judi Online

“Artinya apa? Jangan main-main urusan kekeringan. Jangan main-main urusan gelombang panas. Larinya nanti bisa ke inflasi. Begitu stok tidak ada, produksi berkurang. Produksi berkurang stok tidak ada, artinya harga pasti akan naik. Otomatis itu. Hukum pasar memang seperti itu,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi rentetan masalah tersebut, Presiden Jokowi telah menginstruksikan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk memasang pompa-pompa air. Setidaknya, imbuhnya, sekitar 20 ribu pompa dipasang di daerah-daerah produksi pangan, utamanya daerah penghasil beras.

Baca Juga: Tekan Inflasi di Angka 2,84 Persen, Jokowi Apresiasi Upaya Pengendalian Inflasi di Indonesia

Halaman:

Editor: Gazali Ligawa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah