Network
BOLTIM NEWS – Penetapan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI tidak hanya memengaruhi tingkat nasional, tetapi juga berdampak signifikan pada dinamika politik di tingkat daerah, termasuk di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Masyarakat Minahasa telah menyuarakan keinginan untuk perubahan yang diwakili oleh sosok baru dalam kepemimpinan daerah, yang sejalan dengan Prabowo.
Hal ini tercermin dalam tagline yang populer di media sosial, ‘ganti warna’. Desakan ini mencerminkan rasa kekecewaan terhadap kinerja kepemimpinan sebelumnya yang dinilai belum mampu memenuhi janji-janji kampanye untuk kemajuan dan kesejahteraan Minahasa.
Baca Juga: Syarat Pencalonan Pilkada 2024 Tetap Menggunakan Hasil Pileg 2024, Ini Penjelasan KPU Boltim
Namun, desakan ini juga bermakna untuk membangun sinergi antara pusat yakni Prabowo melalui pemerintah pusat dan daerah Minahasa, yang diharapkan akan membawa anggaran, pembangunan infrastruktur, dan bantuan lainnya untuk kemajuan kampung halaman Prabowo. Oleh karena itu, pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 di Minahasa menjadi sangat penting untuk menentukan arah kebijakan dan sinergitas tersebut.
Dalam konteks ini, Partai Gerindra bersama Kelompok Independen Minahasa (KIM) tengah mencari figur yang tepat untuk diusung dalam Pilkada Minahasa. Nama Jusak Kereh dan Audy Karamoy muncul sebagai calon yang paling potensial untuk memimpin Minahasa ke arah yang diharapkan.
Jusak Kereh, yang merupakan putra asli Langowan dan kader terbaik Partai Gerindra, bersama dengan Audy Karamoy, putra Tondano, dianggap sebagai pasangan yang tepat.
Kedua etnis besar di Minahasa, Tountemboan dan Tolour, diwakili oleh kedua figur ini, memberikan representasi yang kuat dari kampung halaman Prabowo dan dukungan suara yang signifikan.
Baca Juga: Didorong Maju Pilgub Jakarta, Risma Bilang Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan
