Pasalnya, selain anak, Azhar juga adalah partner kerja Usman dipemerintahan Desa Nuangan Satu, karena Azhar sendiri seorang perangkat desa, sedangkan Usman ayahnya sebagai Sangadi (Kepala Desa) Nuangan Satu.
Sehingga tentu duka mendalam sangat dirasakan oleh Usman bersama seluruh keluarganya.
Kronologi Kejadian
Usman (ayah korban) seperti disambar petir disiang bolong karena mendapati putranya Azhar ditemukan dalam keadaan tak bernyawa diperkebunan Nuangan dengan posisi gantung diri di atas Pohon Matoa, pada Senin sekira pukul 15.15 WITA sore.
Belum diketahui secara pasti penyebab aksi nekat Azhar, namun aksi bunuh diri itu membuat duka yang sangat dalam bagi keluarga besar Usman Bumbunan, karena tinggal beberapa hari lagi menghadapi lebaran idul fitri, namun tiba-tiba dikagetkan dengan kematian anaknya.
Baca Juga: Dua ASN Ditangkap Polisi. Ini Penyebabnya
Kapolsek Nuangan, Iptu Luster Simanjuntak, S.H, mengatakan kejadian ini diketahui pertama kali oleh Usman Bumbunan yang tak lain adalah ayah korban.
“Ayah korban yang menemukannya langsung. Pada saat di temukan mayat tersebut dalam posisi telah tergantung di Pohon Matoa yang berada di depan sabuah (rumah kebun), “ kata Iptu Luster, kepada BN Pikiran Rakyat.
Menurut Kapolsek Iptu Luster, dalam keterangan ayah korban bahwa pada hari Senin tanggal 17 April Almarhum sebagai korban berpamitan kepada ayahnya dan meminta surat kuasa untuk membuat kartu ATM miliknya yang telah terblokir.
Baca Juga: Seorang Anak Laki-Laki Ditemukan Tak Bernyawa di Dermaga Kotabunan. Ayah Korban Syok Berat