Saling Sindir, Gibran Sebut Gus Muhaimin Lucu, Cak Imin Bilang Pertanyaannya tak Terjawab oleh Gibran

- 22 Januari 2024, 09:43 WIB
Muhaimin Iskandar dan Gibran Rakabuming Raka adu argumen dalam keempat Pilpres 2024
Muhaimin Iskandar dan Gibran Rakabuming Raka adu argumen dalam keempat Pilpres 2024 /Foto: Antara/editing Boltim News/

BOLTIM NEWS – Debat keempat calon wakil presiden(cawapres) pada sesi kedua tanya jawab cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar saling melontarkan kata-kata sindirian dengan calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka.

Dalam debat peserta Pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu malam (21/1/2024) Muhaimin yang akrab disapa Cak Imin itu bertanya soal bioregional kepada Gibran.

Menurut Cak Imin, bioregional diperlukan agar pembangunan tepat sasaran. Cak Imin lalu menanyakan strategi Gibran dalam melakukan pembangunan berbasis bioregional agar keadilan iklim hingga keadilan sosial terjaga.

Baca Juga: Muhaimin Akan Hentikan Program ‘Food Estate’, Mahfud Sebut Food Estate Program Gagal

Menjawab pertanyaan tersebut, Gibran lantas menyindir botol minum plastik yang dibawa Muhaimin. Tak hanya itu, Gibran bahkan menyebut Gus Muhaimin lucu, menanyakan soal lingkungan hidup tapi pakai botol-botol plastik.

"Gus Muhaimin ini lucu ya. Menanyakan lingkungan hidup tapi itu kok pakai botol-botol plastik. Saya, Pak Ganjar, Prof Mahfud pakai botol kaca. Itu bagaimana itu komitmennya, botol plastik semua itu," kata Gibran.

Menurutnya, Prabowo-Gibran berkomitmen menjalankan pembangunan yang tidak lagi Jawa sentris, melainkan Indonesia sentris.

Gibran juga menyebut Gus Imin menolak IKN, namun kata dia itu tidak apa-apa karena sekali lagi yang namanya pembangunan yang masif harus memperhatikan aspek lingkungan sosial dan keberlanjutannya.

“Menolak IK tidak apa-apa, tapi kita pastikan mencari titik tengah, titik keseimbangan membangun hilirisasi industri," ujar Gibran.

Baca Juga: Sampaikan Visi Misi di Debat Keempat, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41

Dapat jewaban sindiran, Cak Imin kemudian menilai pertanyaan yang disampaikan oleh Gibran tidak terjawab sama sekali. Menurutnya bahwa di undang-undang dinyatakan potensi bioregional bukan hanya politik dan administrasi, melainkan juga ekosistem lingkungan sekaligus komunitas masyarakat yang tumbuh menjadi pertimbangan.

Ia kemudian mencontoh dua wilayah di Indonesia Timur yakni Papua dan Maluku yang menurutnya harus dibangun berbasis pemerataan keadilan yang sempurna.

Halaman:

Editor: Faruk Langaru


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah