Mahfud MD Siapkan Program Biaya Haji Murah dan Daftar Tunggu Lebih Cepat

- 12 Januari 2024, 15:43 WIB
Arsip foto - Mahfud MD menyampaikan ceramah saat berkampanye di Kota Padang, Sumatera Barat
Arsip foto - Mahfud MD menyampaikan ceramah saat berkampanye di Kota Padang, Sumatera Barat /Dok: ANTARA/TPN Ganjar-Mahfud/

BOLTIM NEWS – Calon wakil presiden (Capres) Mahfud MD meluncurkan program menarik bagi kaum muslim. Saat turun di Pondok Pesantren Nahdlatut Thullab, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, pada Kamis 11 Januari 2024, pendamping Capres Ganjar Pranowo itu menjanjikan biaya haji murah dan daftar tunggu yang cepat.

"Bisakah ongkos naik haji (ONH) murah dan tidak lama antrenya? Kami usahakan," kata Mahfud yang dilansir dari Antara.

Mahfud mengatakan bahwa pihaknya akan mengusahakan dua hal tersebut, terutama mengingat adanya kuota tambahan yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi.

Baca Juga: Mahfud Bawa Kabar Baik, Madura Bakal jadi Provinsi, Tetapi ada Syaratnya

"Kadang kala Arab Saudi itu memberi kuota mendadak. Sudah selesai biayanya ditentukan, tiba-tiba presiden diberi tahu oleh Arab Saudi, 'Ayo Indonesia ini pakai 10.000 lagi, dapat'. Akan tetapi, memang jatahnya 1 persen sehingga dari Indonesia itu banyak yang enggak tertampung," katanya.

Janji tersebut dapat diusahakan oleh dirinya bersama Capres Ganjar Pranowo dengan cara menegosiasikan kuota haji 1 persen yang tidak terpakai di negara lain.

"Nanti kami negosiasikan agar bisa menjadi lebih murah dan cepat," ujar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).

Sejumlah negara yang kuotanya tidak dioptimalkan untuk dipakai, kata dia, yakni Australia hingga Belanda.

Baca Juga: TKN Tambah Pede Bergabungnya Khofifah Hingga Yakin Menang Tebal di Jatim, Ganjar Bilang tak Khawatir

"Anak saya yang tahun ini haji lewat Netherlands (Belanda). Bukan dari Indonesia, ke Netherlands dahulu. Memang sekolah di sana. Jadi, dia dapat menggunakan kuota yang 1 persen," katanya.

Mahfud mengungkapkan bahwa tidak optimalnya kuota 1 persen di beberapa negara karena kurangnya warga Islam di negara-negara tersebut. Berbeda dengan Indonesia yang antreannya sudah mencapai 30 tahun.

"Penduduk Belanda enggak ada yang mau naik haji 'kan enggak banyak Islamnya. Ditawar-tawarkan ke mana? Nah anak saya ambil dan ini dapat, enggak usah antre. Seminggu sebelum ingin saja sudah lapor. Saya mau haji, bisa? bisa," ujarnya.***

Editor: Faruk Langaru

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah