Pemudik Wajib Tahu! Ini Waktu Gelombang Arus Balik yang Perlu Dihindari untuk Menghindari Kemacetan Parah

- 13 April 2024, 12:57 WIB
Kemacetan parah terjadi di jalur wisata puncak Bogor saat libur kedua lebaran Idul Fitri
Kemacetan parah terjadi di jalur wisata puncak Bogor saat libur kedua lebaran Idul Fitri /Dok: Antara/

BOLTIM NEWS – PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengimbau para pemudik untuk memperhatikan waktu puncak arus balik Lebaran 2024 yang diperkirakan terjadi mulai Sabtu (13/4) hingga Senin (15/4). Imbauan ini bertujuan agar para pemudik dapat menghindari kemacetan panjang yang biasanya terjadi saat pulang dari kampung halaman.

Dengan memilih waktu yang tepat dan strategis untuk melakukan perjalanan pulang, diharapkan dapat mengurangi risiko terjebak dalam arus balik yang padat dan memperlancar mobilitas selama musim mudik Lebaran.

"Kami perkirakan masih sekitar 206 ribu kendaraan belum melakukan perjalanan mudik. Jumlah ini merupakan 11,7 persen dari total prediksi Jasa Marga terhadap kendaraan yang melewati empat gerbang tol utama," kata Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur di Jakarta, Jumat (12/4/24).

Ia mengatakan, total lalu lintas yang mudik ini akan kembali bersama-sama menuju Jabotabek dalam waktu yang cukup singkat pada periode arus balik yang diprediksi puncaknya pada Senin, (15/4).

Subkti menjelaskan, realisasi volume lalu lintas mudik atau keluar Jakarta pada periode Lebaran H-7 sampai dengan H+1 Lebaran yakni pada 3 April hingga 11 April 2024 mencapai 1,5 juta kendaraan.

"Jumlah ini meningkat 45,6 persen dibandingkan hari normal dan meningkat 0,8 persen dibanding Lebaran 2023," kata dia.

Ia juga mengatakan data kendaraan tersebut tercatat keluar Jakarta melalui empat Gerbang Tol (GT) Utama yaitu GT Cikampek Utama, GT Kalihurip Utama, GT Ciawi, dan GT Cikupa.

"Dengan melihat potensi pergerakan tersebut, Jasa Marga menyiapkan sejumlah antisipasi pelayanan arus balik berdasarkan hasil evaluasi pelayanan arus mudik," ujarnya.

Menurut Subakti, antisipasi yang dilakukan dengan meningkatkan pelayanan lalu lintas, pelayanan transaksi, pelayanan preservasi, pelayanan rest area, serta pelayanan berbasis teknologi.

“Untuk memantau volume lalu lintas serta kapasitas maksimal yang dapat ditampung oleh jalan tol, Jasa Marga menggunakan teknologi Traffic Counting berbasis radar dan CCTV Analytic berbasis Artificial Intelligence (AI)," kata Subakti.

Selain itu, lanjut dia, data dan informasi ini terintegrasi dalam super-app Jasa Marga Integrated Digital Map (JID) yang dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan selaku pengambil keputusan terutama dalam melakukan rekayasa lalu lintas untuk mengoptimalkan kapasitas jalan tol guna menghindari penumpukan kendaraan.

"Untuk mewujudkan perjalanan arus balik yang lancar, aman, dan nyaman Jasa Marga juga akan terus berkolaborasi dengan para stakeholder terkait seperti Korlantas Polri, Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Kementerian BUMN, dan Badan Usaha Jalan Tol lainnya," ujarnya.***

Editor: Faruk Langaru


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x