Perbedaan Idul Fitri Adalah Sebuah Toleransi. Ini Perjelasan Presiden PKS dan Ketum PPP

- 19 April 2023, 21:24 WIB
Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Ketua Umum  PPPMuhammad Mardiono di Kantor DPP PPP, Jakarta, Rabu (19/4/2023)
Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Ketua Umum PPPMuhammad Mardiono di Kantor DPP PPP, Jakarta, Rabu (19/4/2023) /Foto: ANTARA/Narda Margaretha Sinambela

BN, Pikiran Rakyat - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan bahwa Idul Fitri 1444 Hijriah jatuh pada Jumat (21/4) 2023.

Disi laian pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) dan Nahdlatul Ulama (NU) masih menunggu hasil dari sidang isbat yang akan dilaksanakan pada Kamis (20/4/2023) besok.

Perbedaan ini terjadi karena perbedaan metode dimana PP Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal dengan hitungan secara ilmu falak dan astronomi, sedangkan NU menggunakan metode rukyatul hilal dengan pengamatan langsung baik dengan mata telanjang maupun alat optik.

Berkaitan dengan hal itu, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu menyebutkan bahwa perbedaan tersebut sebuah toleransi di antara sesama umat muslim.

Baca Juga: Masya Allah, Seorang Ustadz Dapat Lailatul Qadar dari Bupati Boltim

Perbedaan itu menurutnya, bukan menjadi faktor pemecah bela bangsa, tetapi justru membuka ruang-ruang tasamuh. Yang artinya toleransi di antara sesama umat

Oleh karena itu Syaikhu berharap agar polemik ini dapat disikapi lebih dewasa, sehingga perbedaan merayakan Lebaran 2023 antara Muhammadiyah dengan Nahdlatul Ulama  bukan menjadi faktor pemecah belah bangsa.

Baca Juga: Masya Allah, Seorang Ustadz Dapat Lailatul Qadar dari Bupati Boltim

Halaman:

Editor: Faruk Langaru

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x