Jelang Idul Fitri, Gerhana Matahari Total Akan Hiasi Langit Indonesia

25 Maret 2023, 20:53 WIB
Gerhana Matahari Total diperkirakan bakal terjadi pada Ramadan tahun ini /Foto Pexels

Boltimnews, Pikiran Rakyat - Gerhana Matahari Total (GMT) diperkirakan akan terjadi pada Ramadan tahun ini. Hal ini dikarenakan terjadi konjungsi matahari dan bulan menjelang 1 Syawal 1444 Hijriah.

Kabar ini disampaikan Tim Astrofotografi Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur (Jatim), pada Jumat 24 Maret 2023.

Salah satu anggota Tim Astrofotografi UB, Eka Maulana mengatakan, gerhana matahari total dapat diamati di Indonesia bagian timur hingga tengah, sedangkan gerhana matahari parsial (sebagian) dapat diamati dari Indonesia bagian tengah hingga barat.

Baca Juga: Iseng Daftar Tentara AS, Pemuda Asal Sulawesi Lulus Dengan Nilai Tertinggi

“Fenomena gerhana matahari diperkirakan akan terjadi pada tanggal 20 April 2023,” kata Maulana dikutip dari laman resmi kominfo.jatimprov, Sabtu 25 Maret 2023.

Ia menyebutkan, masyarakat yang berada di daerah Indonesia bagian barat khususnya kota Malang dapat menikmati gerhana matahari parsial, mulai pukul 9.28 hingga pukul 12.22 WIB.

“Puncak gerhana matahari terjadi pukul 10.52 dengan tingkat magnitude gerhana 67 persen. Total waktu gerhana 2 jam 55 menit,” terangnya.

Baca Juga: Durasi Puasa Terpanjang dan Terpendek di Dunia, Indonesia dan Kenya 13 Jam

Eka menuturkan, terjadinya gerhana matahari berpotensi dapat menyebabkan berkurangnya intensitas radiasi inframerah matahari yang jatuh ke lapisan ionosfer bumi. Fenomena ini memungkinkan menurunnya jumlah foton yang merupakan gelombang elektromagnetik yang berada di atas bumi, di mana sifatnya sebagai gelombang elektromagnetik. Ini berperan sebagai media transmisi dalam pengiriman sinyal satelit, radio, HP, maupun sinyal perangkat komunikasi sejenis lainnya.

“Jika perangkat-perangkat komunikasi ini tidak diset dengan ambang batas toleransi perubahan intensitas radiasi, maka ada peluang akan terpengaruh dalam pengiriman datanya. Perubahan radiasi ini besar kemungkinan juga dapat dirasakan oleh makhluk hidup lain yang peka terhadap perubahan intensitas gelombang elektromagnetik. Seperti hewan melata, burung maupun jenis tanaman tertentu,” beber Maulana.

Baca Juga: Temui Presiden Jokowi, Dubes Palestina Apresiasi Dukungan Indonesia

Menghadapi fenomena ini, ia menyarankan untuk selalu waspada terhadap segala bentuk perubahan iklim, cuaca maupun fenomena alam lainnya.

“Bahwa adanya fenomena-fenomena ini adalah tanda-tanda alam dari Sang Pencipta yang mestinya kita ambil pelajaran serta hikmahnya. Disarankan melihat gerhana matahari dengan filter matahari, sehingga tidak secara langsung radiasi sinar ini mengenai mata kita,” tandasnya. * * *

Editor: Gazali Ligawa

Tags

Terkini

Terpopuler