Kasus Dugaan TPPU Panji Gumilang Masuk Tahap Pemeriksaan Saksi

- 23 Agustus 2023, 09:28 WIB
Dittipideksus Bareskrim Polri Brigjen Pol Whisnu Hermawan (tengah) menyampaikan hasil gelar perkara TPPU atas nama Panji Gumilang di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (16/8/2023)
Dittipideksus Bareskrim Polri Brigjen Pol Whisnu Hermawan (tengah) menyampaikan hasil gelar perkara TPPU atas nama Panji Gumilang di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (16/8/2023) /Foto: ANTARA/Laily Rahmawaty.

BN, Pikiran Rakyat – Kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) atas yang melibatkan Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang kini masuk pada tahap pemeriksaan saki.

Dalam perkara ini Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri telah memeriksa dua orang saksi pada Selasa (22//8/2023).

“Hari ini agenda pemeriksaan saksi awal terkait yayasan inisial MA dan MS,” kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Pol Whisnu Hermawan, yang dari Antara.

Pemeriksaan saksi dilakukan setelah sebelumnya penyidik menaikkan status penanganan perkara dari tahap penyelidikan ke tahap penyidikan pada Rabu (16/8/2023).

Berdasarkan hasil gelar perkara, penyidik menemukan bukti permulaan yang cukup untuk meningkatkan penyelidikan kasus dugaan TPPU atas nama Panji Gumilang ke tahap penyidikan.

Selain itu, hasil gelar perkara penyidik Dittipideksus Bareskrim Polri tidak hanya mengusut dugaan TPPU saja, tapi korupsi Dana BOS atas nama Panji Gumilang.

Selain memeriksa saksi-saksi, kata Whisnu, pihaknya juga melakukan pemeriksaan dan penyitaan berbagai barang bukti yang terkait untuk memperkuat konstruksi sangkaan pasalnya.

Penyidik juga melaksanakan koordinasi dengan Kejaksaan Agung serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait rekening yang sudah dihentikan sementara.

“Penyidik juga berkoordinasi dengan Direktorat Pidana Korupsi untuk penyidikan Dana BOS,” kata Whisnu.

Dalam penyidikan ini, Panji Gumilang diduga melanggar Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang TPPU dengan ancaman 20 tahun penjara. Kemudian, Pasal 70 juncto Pasal 5 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.

Selanjutnya, tindak pidana penggelapan Pasal 372 KUHP ancaman hukum empat tahun penjara dan tindak pidana korupsi Pasal 2 Undang-Undang nomor 20 Tahun 2001 perubahan atas UU nomor 31 Tahun 1999 dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.***

Editor: Faruk Langaru


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah