Ini Penyebab Harga Beras Naik Hingga 13.500 Per Kilo

- 8 Maret 2023, 16:27 WIB
Beras di Pasar Tutuyan, Boltim
Beras di Pasar Tutuyan, Boltim /Foto Chindi Limo, Boltimnews.com

Boltimnews, Pikiran Rakyat - Musim penghujan menjadi hal menggembirakan bagi sebagian orang. Tanaman tumbuh subur ketika air dari langit secara otomatis jatuh ke bumi.

Namun, hal itu dianggap "petaka" bagi sebagiannya lagi. Terutama yang melakukan panen padi. Banyak hasil panen menjadi rusak akibat curah hujan yang tak menentu. Terkendala penjemuran, berdampak negatif ketika padi melewati proses pemisahan sekam dari beras lewat penggilingan.

Padi yang setelah digiling dan menjadi beras, didapati tidak berkualitas. Sebagian petani sawah mengaku, sebutir beras yang dihasilkan dari ladangnya rata-rata tidak utuh lagi.

Baca Juga: Wah, Harga Cabai Rawit di Pasar Tradisional Makin Pedas. Ini Penyebabnya

"Beras dari sawah saya hasilnya tidak memuaskan. Ada sebagian yang beraroma kurang wangi dan sedikit menghitam, juga patah-patah (tidak utuh lagi),’’ ungkap Mas Enot, petani sawah di Desa Tutuyan II, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Rabu (08/03/23).

Mas Enot mengatakan, sebagian petani sawah seperti dirinya enggan lagi menanam padi.

"Kan rugi mas. Beras tidak bagus tentunya di jual dengan harga yang sangat murah. Hitung-hitung tidak kembali pokok, malah rugi modal dan tenaga saya,’’ akunya.

Baca Juga: Wujudkan Peningkatan SDM, Bupati Sachrul Jajaki Kerjasama Pendirian Politeknik di Boltim

Hasil penelusuran wartawan ini, beras yang masuk ke wilayah Kabupaten Boltim, Provinsi Sulut saat ini berasal dari luar daerah yakni Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) dan Bolaang Mongondow (Bolmong), bahkan dari Kota Palu, Sulawesi Tengah melalui kanvas beras.

Toko sembako dan bahan campuran di Desa Tutuyan II, Kecamatan Tutuyan, memiliki pasokan beras dengan harga bervariasi.

Saat ini, harga beras jenis Serayu mencapai Rp625.000 per 50 kilo gram, di banding harga lama yang hanya dibanderol sekitar Rp500.000 per 50 kilo gram. Ada kenaikan hingga Rp125.000 per 50 kilo gram.

Toko grosir di Desa Tutuyan bersatu juga menjual komoditas paling dicari ini dengan harga yang bervariasi, bahkan ada yang lebih tinggi penjualannya.

Kepada Boltimnews.com, pedagang sembako asal Kota Gorontalo yang telah menetap di Desa Tutuyan II mengakui di lapaknya menjual beras jenis Serayu dan Superwin dengan harga yang tak biasa. 

"Ada beras tapi mahal. Ukuran 60 kg harganya 740.000 rupiah yang jenis Serayu dan Superwin. Ada beras sedikit murah yang ditawarkan orang sini (Boltim), namun saya tolak karena jelek kualitasnya,’’ ujar Uti, sapaan akrab pedagang itu.

Makanan pokok sebagian besar masyarakat Pulau Sulawesi ini akan terus mengalami kenaikan harga ketika beras lokal kurang produksi.

"Beras lokal berkualitas sudah habis stok sekitar 5 bulan lalu dengan harga yang masih stabil yaitu Rp600.000/60 kg. Kita jual paling tinggi Rp10.000/kg. Namun kini karena kita ambil beras dari luar daerah yang agak mahal, maka kita menjual dengan harga paling murah Rp13.000-13.500 per kilo gramnya,’’ jelas Selpi Malingkas, pedagang lainnya di pasar Tutuyan.

Sebagai informasi, Toko Grosir Ayu di Desa Tutuyan III kehabisan stok beras sejak pekan lalu. Sementara, Toko Grosir Anto di Tutuyan mulai menaikkan harga beras menjadi Rp620.000 per 50 kilo gramnya dari sebelumnya hanya Rp510.000 per 50 kilo gram.***

Editor: Chindi Herwanto Limo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah