BOLTIM NEWS – Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) Sulawesi Utara (Sulut), menjadi sorotan utama setelah data menunjukkan tingkat stunting yang mencapai 33 persen pada tahun 2023, tertinggi di antara daerah-daerah lain di Sulut.
Angka ini menjadi sebuah fakta yang mengundang keprihatinan mendalam dan menuntut perhatian serius dari pemerintah daerah, terutama Bupati Iskandar Kamaru dan Wakil Bupati Deddy Hamid.
Kegagalan pemerintah daerah Bolsel dalam menangani masalah kesehatan masyarakat, terutama stunting, menjadi perbincangan hangat di masyarakat.
Wakil Ketua DPRD Bolsel, Hartin Badu, mengungkapkan bahwa stunting adalah masalah serius yang membutuhkan tanggapan cepat dan tindakan konkret.
Karena itu ia menekankan peran penting Bupati dan Wakil Bupati Bolsel dalam merancang serta melaksanakan kebijakan dan program-program yang dapat mengurangi angka stunting di daerah ini.
“Peran Bupati dan Wakil Bupati Bolsel dianggap sangat penting dalam menangani masalah stunting. Mereka memiliki peran kunci dalam merancang kebijakan dan melaksanakan program-program yang bertujuan untuk mengurangi angka stunting di wilayah ini, “ kata Hertin kepada media Jumat (26/4/2024).
Ia mengatakan, Kritik kepada pemda mencerminkan panggilan kepada seluruh aparat pemerintahan di Bolsel untuk meningkatkan keseriusan dan fokus dalam menangani masalah kesehatan masyarakat, terutama stunting.
Apalagi kata dia, anggaran penanganan stunting di Bolsel cukup besar.
“Langkah-langkah konkret, seperti peningkatan akses terhadap gizi yang berkualitas, pelayanan kesehatan yang lebih baik, serta edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang, perlu segera diambil. Anggarannya lumayan besar, jangan sampai disalah gunakan,” tegasnya.