Pengamat Politik: Pilkada Sulut Ujian Berat Bagi PDI Perjuangan

- 21 April 2024, 20:01 WIB
Logo PDI Perjuangan
Logo PDI Perjuangan /Dok: Web PDIP Kalsel/


BOLTIM NEWS - Pengamat politik dan pemerintahan, Taufik Manuel Tumbelaka, mengungkapkan bahwa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sulut 2024 akan menjadi ujian berat bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

“PDIP akan menghadapi beberapa tantangan berat dalam Pilkada Sulut 2024, terutama dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulut,” ungkap Timbeleka, kepada media belum lama ini.

Meskipun demikian, ia mengapresiasi langkah-langkah strategis yang telah dilakukan oleh PDIP dalam penjaringan bakal kandidat untuk memaksimalkan potensi kemenangan.

Ia menjelaskan bahwa PDI Perjuangan (PDIP) telah berhasil memenangkan dua kali Pilkada Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) dengan meraih mayoritas suara tunggal atau lebih dari 50 persen.

Keberhasilan ini kata dia, tidak hanya karena kekuatan mesin politik partai, tetapi juga dipengaruhi oleh figur duet Olly Dondokambey – Steven Kandouw (OD-SK).

“Namun, untuk Pilgub 2024, situasinya akan berbeda karena ada kemungkinan OD tidak akan kembali bertarung. Hal ini mengharuskan PDIP untuk merancang strategi politik yang lebih cermat guna mengantisipasi perubahan situasi yang akan terjadi, “ paparnya.

Menurut Tumbelaka, PDIP Sulut harus mengantisipasi kekuatan lawan yang semakin menguat, seperti Christiany E Paruntu (CEP) yang telah mendapatkan dukungan resmi (SK) dari Partai Golkar (PG), dan Elly E Lasut (E2L) yang juga telah mendapatkan SK dari Partai Demokrat.

Baca Juga: Respon Cak Imin Soal Regenerasi di Tubuh PKB 

CEP saat ini sedang memperoleh momentum positif yang terlihat dari hasil Pileg sebelumnya, di mana meskipun hanya mengamankan satu kursi untuk PG di DPR RI, namun keberhasilan tersebut menunjukkan potensi kekuatannya di Pilgub Sulut.

Demikian pula dengan E2L yang memiliki dukungan kuat untuk calon yang didukungnya, mampu mengantarkan suara terbanyak untuk puterinya Hillary Briggita Lasut ke DPR RI. Oleh karena itu, PDIP Sulut harus memperhitungkan dengan serius strategi menghadapi kedua kandidat ini dalam Pilgub Sulut 2024.

Tumbelaka juga mencatat fenomena menarik terkait suara terbanyak dari DPR RI dan DPD RI dapil Sulawesi Utara (Sulut), dimana suara terbanyak tidak diperoleh oleh sosok yang dianggap dekat dengan PDI Perjuangan dan Olly Dondokambey.

“Sosok Rio Dondokambey dan Adriana Dondokambey tidak secara otomatis diidentifikasi oleh publik sebagai representasi yang kuat dari OD, meskipun keduanya memiliki hubungan keluarga dengan tokoh tersebut. Hal ini menunjukkan kompleksitas dinamika politik di Sulut, “ ujar Tumbelaka

Baca Juga: Berapa Kuota Penerimaan Bintara Polri di Polres Bolmut ?? 

Menurut Tumbelaka, PDI Perjuangan harus mengambil langkah selektif dan hati-hati dalam menentukan calon gubernur Sulut.

Pertimbangan harus meliputi apakah memilih Steven Kandouw, yang memiliki rekam jejak politik yang kuat, Joune Ganda yang telah sukses sebagai Bupati Minahasa Utara dan memiliki pengalaman yang luas dalam pemerintahan daerah, James Sumendap yang telah dua kali menjabat sebagai Bupati Minahasa Tenggara dan memiliki pengalaman yang terbukti dalam kepemimpinan, atau Maurits Mantiri yang berhasil memulihkan reputasi PDI Perjuangan sebagai Walikota Bitung dan memiliki komitmen yang kuat terhadap partai.

Selain itu, Tumbelaka menekankan pentingnya memilih calon Wakil Gubernur (Wagub) dengan cermat, karena posisi Wagub juga akan berpengaruh signifikan.

“PDIP Sulut memiliki kader-kader yang kuat untuk dijadikan calon Wagub, seperti Joune Ganda, James Sumendap, Maurits Mantiri, serta dua politisi perempuan yang berpotensi, Yasti Supredjo dan Vanda Sarundajang,” jelasnya.

“Bisa juga mengambil dari latar belakang birokrat seperti Asiano Gammy Kawatu (AGK) atau Gemmy Kawatu atau birokrat perempuan Rinny Tamuntuan (Kepala Dinas Sosial Sulut) yang sedang moncer sebagai Penjabat Bupati Kepulauan Sangihe,” katanya.

Tumbelaka menekankan pentingnya PDIP Perjuangan untuk melakukan perhitungan yang sangat cermat mengingat kondisi politik pasca Pilpres dan Pileg 2024.

“Jika partai tidak melakukan perhitungan yang tepat, harapan untuk meraih hattrick atau kemenangan tiga periode dalam Pilgub Sulut akan berakhir dengan kegagalan, yang bisa diibaratkan sebagai ‘jauh panggang dari api’ atau kalah dalam pertarungan politik. Oleh karena itu, strategi dan langkah-langkah yang diambil oleh PDIP Sulut harus dipertimbangkan dengan matang agar dapat mengamankan posisi dan meraih kemenangan dalam Pilkada Gubernur Sulawesi Utara," pungkasnya.

***

Editor: Faruk Langaru

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x