Selamat Jalan Nak, Saya Yakin Gadis Cantik Bernama Zha itu Sudah Berada Dalam Taman Surga yang Indah

- 20 Januari 2024, 09:43 WIB
Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto dalam tulisan Adik Zha
Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto dalam tulisan Adik Zha /Foto: Editing Boltim News/

BOLTIM NEWS - Kamis 18 Januari 2024 selepas sholat magrib, saya dan beberapa teman pejabat pemda menuju kediaman seorang sahabat ASN bernama Zulkifli Mokoagow, seorang ASN yang begitu sederhana, murah hati dan agak pemalu juga terkenal suka membantu sesama warga di desanya, Jul-lah salah satu ASN yang anak perempuannya berusia 8 tahun dikabarkan hilang semenjak pulang sekolah di Desa Baret Tutuyan Tiga.

Saat tiba, ribuan orang berjejal memadati halaman sempit rumah batu berwarna krem, bahkan masa berkelompok hingga meluber ke jalan raya.

Suasana panik dan tegang begitu terasa, ada aroma mistis saat terdengar erangan dan raungan perempuan yang menangis bercampur kerasukan. Pria-pria bersepatu bot serta menggenakan senter yang ditautkan kekepala dan dipersenjatai parang panjang lalu-lalang di berbagai penjuru kampung, mulai dari tepian pantai hingga muara sungai ditelusuri.

Malampun semakin larut, tapi tak ada tanda-tanda Zha, nama pangilan gadis kecil itu ditemukan. Setelah bercakap beberapa menit dengan ayah Zha, saya lalu mulai berusaha mengali informasi awal tentang teman teman sekolahnya Zha, kapan pulang ke rumah, serta dia bermain dengan siapa juga orang yang terakhir melihat gadis periang itu.

Ayahnya lalu mengatakan bahwa orang yang terakhir melihat anaknya adalah seorang wanita bernama Aning yang tinggal tak jauh dari rumahnya. 

Suami Aning juga masih kerabat dekat mereka. Dalam pikiran saya bahwa wanita bernama Aning itu pasti ada di antara kerumunan warga dan sanak keluarga yang sedang berkumpul panik sambil berurai air mata menunggu kabar dari keluarga yang sedang mengobrak abrik semak di halaman belakang untuk mencari tau keberadaan gadis kecil itu.

Saya berusaha mencarinya dengan menanyakan mana yang namanya Aning dan ternyata perempuan beranak satu itu tak berada dalam kerumuman dirumah itu.

Karena penasaran saya meminta seseorang memanggilkan perempuan bernama Aning sebab saya ingin mendengar penjelasan langsung darinya. Rumah Aning berjarak sekitar 20 meter dari rumah korban, pastilah hanya beberapa langkah dia akan segerah tiba di rumah Jul tempat saya menunggu, namun sekitar 15 menit saya menunggu perempuan itu tak muncul juga.

Ada sebuah pertanyaan di kepala saya. Dia orang terakhir yang bersama Zha, dia masih kerabat dekat, rumahnya hanya berjarak 20 meter, tapi kenapa dia tak beada di rumah itu padahal suasana rumah Zha sedang ramai. Sekitar 20 menit menunggu, munculah wanita itu, mengenakan baju daster terusan warna hijau yang sudah terlihat lusuh, serta rambut sebahu yang di beri pewarna, dia muncul dengan nafas terengah dan langsung menjabat tangan saya dan duduk diapit saya dan satu sahabat saya bernama Fiko.

Halaman:

Editor: Faruk Langaru


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x