Cerpen, Pelangi Setelah Hujan

10 Juni 2024, 22:09 WIB
Ilustrasi /Foto: Pexels

BERITA BOLTIM - Di sebuah desa kecil di tepian sungai Kapuas, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Arif. Arif adalah anak tunggal dari pasangan Burhan dan Nurhayati. Ayahnya bekerja sebagai tukang kayu sementara ibunya seorang penjahit. Keluarga mereka hidup sederhana, tetapi penuh kasih sayang.

Arif adalah anak yang cerdas dan penuh rasa ingin tahu. Dia sangat suka membaca dan selalu meminjam buku dari perpustakaan sekolah. Meski perpustakaan itu hanya memiliki buku-buku usang, Arif tetap menikmatinya. Dia sering bermimpi untuk menjadi seorang insinyur yang bisa membantu memperbaiki infrastruktur desanya yang sering dilindungi saat musim hujan.

Baca Juga: Senandung Hujan di Kampung Halaman

Namun, ketika Arif berusia sepuluh tahun, ayahnya jatuh sakit. Burhan didiagnosis menderita penyakit ginjal kronis yang memerlukan perawatan rutin dan biaya yang tidak sedikit. Kondisi ini membuat Nurhayati harus bekerja lebih keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Arif pun turut membantu dengan bekerja paruh waktu sepulang sekolah, meski usianya masih sangat muda. Dia membantu ibunya menjahit dan mengambil upah dari pekerjaan kecil di sekitar desa.

Arif tidak pernah mengeluh. Setiap malam, setelah selesai membantu ibu, dia belajar dengan tekun di bawah cahaya lampu minyak. Dia tahu bahwa pendidikan adalah satu-satunya jalan untuk mengubah nasib keluarganya. Melihat semangat dan ketekunan Arif, kepala sekolahnya sangat terkesan dan memutuskan untuk mengajukan Arif untuk mendapatkan beasiswa ke sebuah SMP unggulan di kota.

Baca Juga: Rintik Hujan di Tengah Malam

Mendapatkan beasiswa adalah anugerah bagi Arif dan keluarganya. Namun, itu juga berarti Arif harus meninggalkan desanya dan tinggal di asrama sekolah di kota. Dengan berat hati, Arif berpamitan kepada orang tuanya dan berjanji akan belajar keras demi masa depan yang lebih baik. Di sekolah baru, Arif menghadapi banyak tantangan. Dia harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan bersaing dengan siswa-siswa yang memiliki fasilitas belajar lebih baik. Meski begitu, Arif tidak menyerah. Dia belajar dengan giat dan sering kali menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah.

Pada tahun kedua di SMP, cobaan kembali didekati. Ayah Arif meninggal dunia karena penyakitnya. Kepergian ayahnya meninggalkan duka yang mendalam bagi Arif dan ibunya. Nurhayati harus bekerja lebih keras untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sementara Arif merasa harus lebih bertanggung jawab untuk membantu ibu.

Baca Juga: Kisah Inspiratif, Ketika Mimpi Menjadi Kenyataan

Kesedihan tidak menghentikan Arif. Justru, itu menjadi motivasinya untuk semakin besar belajar. Arif lulus SMP dengan nilai terbaik dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di SMA unggulan di kota besar. Di SMA, Arif semakin menunjukkan prestasi yang gemilang. Dia aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan sering memenangkan lomba sains dan matematika.

Setelah lulus SMA, Arif mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB), jurusan Teknik Sipil. Di sini Arif benar-benar merasakan bahwa impiannya mulai terwujud. Dia belajar dengan penuh semangat, mengikuti berbagai proyek penelitian, dan sering menjadi asisten dosen. Arif juga bekerja paruh waktu untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan mengirim uang kepada ibu di desa.

Baca Juga: Saat Waktu Bernyanyi

Empat tahun berlalu, dan Arif lulus dengan predikat cum laude. Dia langsung diterima bekerja di sebuah perusahaan konstruksi ternama. Berkat kerja keras dan dedikasinya, karir Arif cepat menanjak. Dia terlibat dalam berbagai proyek besar yang mengasah keahliannya sebagai insinyur. Meski sibuk, Arif selalu menyempatkan diri untuk pulang ke desa dan membantu ibunya. Dia juga mulai merencanakan proyek-proyek kecil untuk memperbaiki infrastruktur desanya.

Dengan penghasilannya, Arif membangun sebuah klinik kecil di desanya yang memberikan layanan kesehatan gratis kepada warga yang membutuhkan. Klinik ini juga menjadi tempat bagi anak-anak desa untuk mendapatkan edukasi kesehatan. Arif tidak berhenti di situ. Dia mendirikan sebuah yayasan yang fokus memberikan beasiswa dan bimbingan belajar untuk anak-anak kurang mampu di desanya. Yayasan ini membantu banyak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan meraih impian mereka.

Baca Juga: Senandung Gelap Malam

Kisah Arif adalah bukti nyata bahwa dengan tekad, kerja keras, dan dukungan dari orang-orang yang peduli, mimpi sebesar apapun bisa tercapai. Dari seorang anak tukang kayu yang harus bekerja paruh waktu sepulang sekolah, Arif berhasil menjadi seorang insinyur sukses yang memberikan dampak positif bagi komunitasnya. Kisahnya mengajarkan kita bahwa setelah hujan lebat, selalu ada pelangi yang menunggu di ujung sana. Pelangi setelah hujan, itulah yang dihadirkan Arif bagi desanya.***

Editor: Gazali Ligawa

Tags

Terkini

Rahasia Pohon Ajaib

Bunga di Tepi Danau

Petualangan Si Kancil dan Harimau

Bintang di Malam Sunyi

Senandung di Ujung Senja

Terpopuler