Ridwan Kamil Sebut Hatinya Masing Ingin Berada di Jabar! Namun Kepastian di Jakarta Atau Jabar Nanti Juni

- 23 Maret 2024, 20:42 WIB
Ridwan Kamil
Ridwan Kamil /Foto: Fanpage/Ridwan Kamil/

BOLTIM NEWS – Mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, mengungkapkan bahwa ia akan memutuskan apakah akan bertarung dalam Pilkada Jawa Barat atau Jakarta pada bulan Juni mendatang. Meskipun demikian, Ridwan Kamil menyatakan bahwa hatinya masih sangat ingin berada di Jawa Barat.

"Nanti bulan Juni saya putuskan. Sama, hati tetap berat ke Jabar, tapi saya tidak menutup kemungkinan Jakarta, keputusan akhirnya mungkin di bulan Juni sesuai survei," ujar Ridwan Kamil di Bandung pada Sabtu malam (23/3/2023).

Saat ini, kata Emil sapaan akrab Ridwan Kamil,  dirinya tengah mempersiapkan diri untuk meningkatkan elektabilitasnya sampai bulan Juni, sehingga ketika dipasangkan dengan siapapun maka lebih muda terjadi kesepahaman.

Baca Juga: Sah! Kepala Daerah Hasil Pilkada 2020 Akan Menjabat Hingga Pelantikan Kepala Daerah Hasil Pilkada 2024

"Pencoblosan Pilkada kan November, mulai kampanye bulan September, pendaftaran bulan Agustus, perjodohan di bulan Juli, PDKT di bulan Juni gitu. Dari sini sampai ke Juni tingkatkan elektabilitas supaya pas PDKT dengan siapapun nyambung," ujarnya.

Sampai saat ini, kata Emil, belum ada yang melakukan pendekatan pada dirinya, termasuk dari partai-partai pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres lalu, di mana Emil menjadi ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Barat.

Meski beberapa waktu lalu Prabowo juga mengindikasikan koalisi pilpres tersebut dilanjutkan sampai ke pilkada.

"Belum ada yang mendekati, di TKD juga belum ada pembicaraan pilkada. Ini masih jauh, kalau boleh tensinya turun dulu gitu, karena masih jauh," ucapnya.

Baca Juga: Diduga Dicurangi Sesama Caleg Internal PAN, Caleg Dapil I Jatim Ajukan Sengketa ke MK

Terkait dengan indikasi kelanjutan koalisi di pilkada, Emil mengatakan hal tersebut ideal karena hubungan antar pimpinan partai telah terbentuk, ekosistem juga telah terbangun, namun memang tidak secara matematis seperti itu.

"Memang idealnya begitu. Kalau ternyata kesempatan pilkada juga ada pasangan yang kuat dan menjanjikan dalam koalisi 02, tentunya menjadi pilihan utama. Walaupun dari pengalaman koalisi pusat dengan daerah tidak selalu sebangun karena pilkada kan figur. Nah figurnya kadang-kadang datang dari partai-partai yang bukan koalisi, tapi kalau bisa dari koalisi itu tentunya lebih baik," tuturnya.***

Editor: Faruk Langaru

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah