Puan Maharani Bersama TPN Buka Suara Atas Sikap Gibran Pada Mahfud di Debat Cawapres Keempat

- 23 Januari 2024, 14:55 WIB
Ketua DPR RI/Ketua DPP PDIP Puan Maharani
Ketua DPR RI/Ketua DPP PDIP Puan Maharani /Foto: Antara/

BOLTIM NEWS - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mengaku miris melihat kurangnya adab dan sopan santun anak muda kepada yang lebih tua dalam debat keempat Pilpres 2024 yang diselenggarakan di Balai Sidang JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

"Etika dan perilaku sopan santun anak muda kepada yang lebih tua itu penting sekali sebagai orang Indonesia. Jangan semena-mena, adab ketimuran di Indonesia harus tetap dijaga," kata Puan saat bertemu dengan kader dan anggota sayap partai PDIP Sumenep di Islamic Center Bindara Saod Sumenep, Jawa Timur, Senin (22/1/2024).

Cucu Bung Karno ini mengatakan, memang saat di tempat kerja status dapat dibedakan dengan jabatan dan level tanpa memandang usia. Namun, bila berbicara struktural, semua harus dihormati tanpa memandang yang tua dan muda.

Baca Juga: Hilirisasi, Mekanisasi, Greenflation Jadi Istilah Gibarn di Debat, Berikut Istilah Asing yang Dimaksud Gibran

"Tapi hubungan antara yang tua dan muda secara pribadi atau personal, itu harus dihargai. Kalau nggak seperti itu, bukan Indonesia lagi," ujarnya.

Sementara Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Diaspora Kawasan Timur Tengah dan Afrika untuk Ganjar-Mahfud, Nata Sutisna buka suara terkait sikap cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka yang tak sopan dan beradab dalam debat keempat Pilpres 2024.

"Kami sebagai anak muda sangat malu melihat sikap Mas Gibran pada Prof. Mahfud yang tidak beradab, arogan, dan tengil," kata Nata dalam keterangannya di Jakarta, Senin (22/1/2024).

Menurutnya, sikap Gibran tak mencerminkan budaya Indonesia yang sopan dan santun di mana adab di atas ilmu. Selain itu, mahasiswa Indonesia di Tunisia ini melihat cawapres nomor urut 3 Mahfud MD fokus pada substansi debat.

Baca Juga: Mahfud Sebut Banyak Aparat Bekingi Mafia Tambang Ilegal, Muhaimin: Program Hilirisasi Tambang Ugal-ugalan

Kemudian, dia menilai Mahfud selalu bersikap sopan, baik kepada cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar maupun kepada Gibran.

"Selain belajar banyak dari wawasan dan gagasan Prof Mahfud soal lingkungan, sumber daya alam, energi, masyarakat adat, dan pangan, kami juga belajar dari akhlak Prof Mahfud yang santun. Padahal, beliau itu sudah paripurna dalam dunia politik Indonesia, yaitu pernah di legislatif, eksekutif, dan yudikatif," tegasnya.

Nata juga menambahkan. penjelasan Mahfud sangat konkret dan membumi, sehingga mampu dipahami masyarakat dengan baik. Sementara itu, sambung dia, istilah-istilah asing yang disampaikan Gibran adalah sesuatu yang tidak penting, karena bukan bagian dari tujuan debat.

"Tujuan debat itu adalah untuk memberikan pemahaman kepada rakyat, sebagai wujud tanggung jawab, bukan adu istilah seolah ingin kelihatan pintar. Kami tahu bahwa Mas Gibran ini lahir sebagai cawapres hasil dari pelanggaran etik berat, jadi memang sikapnya yang arogan itu mungkin sudah mendarah daging dalam dirinya," ucap Nata.

Baca Juga: Meledak! Muhaimin Bawa Kabar Gembira, Janjikan Dana Desa Jadi Rp5 Miliar Per Desa

Nata mengatakan, apa yang disampaikan Mahfud MD adalah sebuah program yang telah dilakukan Ganjar Pranowo selama memimpin Jawa Tengah, contohnya yaitu Badan Usaha Milik Petani (BUMP), sebuah lembaga bisnis yang dimiliki dan dikelola oleh petani sendiri.

Adapun BUMP yang digagas Ganjar bertujuan untuk memberdayakan petani dalam hal produksi, distribusi, dan pemasaran hasil pertanian.***

Editor: Faruk Langaru


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x