Heboh! Buaya Australia Masuki Perairan NTT dan Berkonflik dengan Manusia

- 28 Februari 2024, 17:40 WIB
Ilustrasi, Buaya berkonflik dengan masyarakat ditangkarkan di Kampung Reklamasi PT Timah Tbk di Air Jangkang Bangka
Ilustrasi, Buaya berkonflik dengan masyarakat ditangkarkan di Kampung Reklamasi PT Timah Tbk di Air Jangkang Bangka /Dok: Antara/

BOLTIM NEWS – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa buaya yang menjadi sumber konflik dengan masyarakat di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) Indonesia berasal dari Australia.

Herpetolog Senior BRIN, Hellen Kurniati, menyampaikan informasi tersebut saat menjadi pembicara dalam diskusi publik tentang konflik antara buaya dan manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) secara daring di Pangkalpinang pada hari Rabu.

"Asal usul buaya yang berkonflik di NTT kemarin berasal dari Australia," kata Hellen Kurniati.

Ia mengatakan, dalam mengatasi konflik buaya dan manusia di NTT telah dilakukan berbagai cara, antara lain mengevakuasi buaya-buaya muara yang berkonflik dengan masyarakat ke Penangkaran Buaya BKSD dan mereka juga kewalahan dengan makanan buaya tersebut.

Pada akhirnya pemerintah daerah di NTT melakukan penyelidikan asal usul buaya berkonflik tersebut, kata dia, karena buaya ini datang dari laut. Hasil penyelidikan ternyata buaya tersebut berasal dari Australia.

"Kita bersyukur, akhirnya Pemerintah Australia membantu pemerintah daerah di NTT mengevakuasi buaya berkonflik tersebut," ujarnya.

Menurut dia, antara manusia dengan buaya tidak ditakdirkan untuk hidup bersama dan harus ada yang mengalah. Kalau tidak ada yang mengalah, maka akan terus terjadi konflik antara manusia dengan buaya.

"Konflik antara manusia dengan buaya sudah terjadi di mana-mana dan terakhir saya menangani konflik buaya dan manusia di NTT," katanya.

Ia menyatakan, konflik buaya dan manusia ini karena perilaku buaya memang seperti itu dan harus dilakukan berbagai upaya untuk meminimalisir konflik dengan buaya ini.

"Salah satu cara untuk mencegah konflik ini yaitu mengevakuasi buaya-buaya berkonflik ini," kata Hellen Kurniati. 

***

Editor: Faruk Langaru

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x