Kisah Ahud Warga Indramayu Bertahan Hidup di Rumah Dengan Atap Bocor dan Dinding Hampir Roboh

8 April 2023, 20:00 WIB
Ilustras- Kondisi Rumah milik keluarga Ahud yang mempritahatinkan /Foto: Yanto/Indramayu

BN, Pikiran Rakyat – Ahud Saroji (56) bersama dengan sang istri Tarliyah dan anaknya kini hidup dalam kondisi yang memprihatinkan.

Dilansir media lokal, Ahud yang tercacat sebagai warga di Desa Jumbleng, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat terpaksa harus tinggal di rumah yang atapnya bocor serta dingdingnya hampir roboh karena kondisi ekonomi yang serba keterbatasan.

Jika terjadi hujan, hampir semua peralatan rumah ikut basah termasuk kasur di kamar tidur.

Baca Juga: Cerita Ramly Abiduna Rintis Usaha Peda Sanger di Kota Bitung

Ahud meceritakan, kondisi atap rumah-nya yang bocor sudah berlangsung selama kurang lebih dua tahun. Jika hujan, airnya langsung masuk kedalam rumah. Ketika hujan terjadi pada malam hari mereka sekeluarga terpaksa harus pindah ke-kamar depan dan itu pun atapnya retak juga, tinggal menunggu kapan akan bocor lagi.

Selain atap yang bocor, ruang dapur serta dingding rumahnya kini hampir roboh.

Meski begitu, Ahud mengaku peralatan untuk memperbaki kerusakan rumah telah tersedia, hanya saja karena kodisi ekonomi yang serba kekurangan sehingga perbaikan rumah belum bisa dilakukan.  

“Yang menjadi kendala adalah biaya atau uang untuk bayar tukang tidak ada, “ ungkapnya kepada media Jumat (7/4/2023).

Baca Juga: Cerita Haji Subaidi Pemilik Warteg Manado yang Hobi Membaca Harian Pikiran Rakyat Sewaktu di Kota Bandung

Ahud mengatakan, penyebab utama kenapa rumah-nya tak bisa diperbaiki karena kesehariannya ia hanya bekerja sebagai buruh pabrik. Berangkat dari pukul 08.00 pagi dan pulang di waktu sore. Begitu terus setiap harinya.

“Saya bekerja sebagai buruh pabrik setiap gajian langsung dipotong bank, jadi gaji tinggal sedkit hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, “ tutur Ahud.

Baca Juga: Cerita Ramly Abiduna Rintis Usaha Peda Sanger di Kota Bitung

Belum lagi kata dia, jajan sekolah untuk dua orang anak setiap harinya Rp40 ribu. Ini belum termasuk sarapan, sementara sang istri Tarliyah tak ada penghasilan tambahan karena hanya sebagai ibu rumah tangga.

Ahud juga mengaku keluarganya tak punya harta apapun, kecuali hanya satu unit sepeda motor yang hampir rusak yang digunakan sang istri untuk mengantarkannya ke tempat kerja mencari nafkah.

Baca Juga: Cerita Haji Subaidi Pemilik Warteg Manado yang Hobi Membaca Harian Pikiran Rakyat Sewaktu di Kota Bandung

Begitu juga rumah yang ia tempati sekarang, yang menurutnya dibangun diatas tanah desa dengan status bukan hak milik sendiri, hanya bisa menempati saja.

Ahud juga mengatakan, yang datang memotret rumahnya cukup banyak, namun hingga saat ini belum mendapatkan bantuan atau sejenisnya.

Baca Juga: Cerita Ramly Abiduna Rintis Usaha Peda Sanger di Kota Bitung

“Saya berharap mudah-mudahan pemerintah atau dermawan dapat membantu keluarga kecil saya agar bisa menempati rumah yang lebih layak, “ kata Ahud dengan penuh kesedihan.***

Editor: Faruk Langaru

Tags

Terkini

Terpopuler