Sulaeman Tanjung minta Kader PBNU Jaga jarak dengan Partai

- 28 Agustus 2023, 12:25 WIB
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU Sulaeman Tanjung
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU Sulaeman Tanjung /Foto: Antara/HO-Humas PBNU.

BN, Pikiran Rakyat – Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif dan Pemilu Presiden 2024, seluruh kader dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) diminta agar menjaga jarak dengan partai politik.

Pesan untuk tidak dekat partai politik ini disampaikan oleh Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf melalui Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Sulaeman Tanjung.

Sulaiman menegaskan bahwa ormas terbesar di Indonesia ini untuk tetap menjaga jarak dengan partai politik.

“Arahan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf sangat jelas, tidak pernah mempermasalahkan PKB, cuma ingin menjaga jarak,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, yang dilansir dari Antara Minggu (27/8/2023).

Baca Juga: PKS Angkat Bicara Soal Anies Baswedan di Pilpres, Begini Ketegasan Ahmad Syaikhu

Dia menjelaskan, hasil survei Kompas menyebutkan bahwa suara warga NU terbagi merata di semua partai politik. Bahkan warga NU terbanyak ternyata mencoblos PDI Perjuangan, kemudian Gerindra di urutan kedua dan Partai Golkar. Baru mencoblos PKB di urutan keempat.

“Jadi NU itu tidak hanya milik PKB. Buktinya yang paling banyak dipilih warga NU adalah PDI Perjuangan, bukan PKB. Jadi PBNU akan tetap menjaga jarak dengan semua partai politik, tidak ada perlakuan istimewa,” katanya.

Sulaeman membantah pernyataan pengamat politik Fahry Ali yang disampaikan di sebuah stasiun televisi yang menyebut bahwa pernyataan apa pun dari Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf tidak berpengaruh pada PKB.

Baca Juga: PDI Perjuangan Masih Fokus pada Lima Nama ini untuk Jadi Cawapres Ganjar

“Jadi Gus Yahya itu tidak pernah mempermasalahkan PKB. Hanya yang beliau sesalkan itu ternyata pemilih PKB sendiri ogah sama Muhaimin. Ini kan fakta, survei Kompas PKB 7 persen dan Muhaimin hanya 0,4. Kan jomplang, “ paparnya.

Bahkan kata dia, dengan elektabilitas Muhaimin yang jauh di bawah PKB, bisa diartikan bahwa yang tidak memiliki pengaruh pada PKB sebenarnya adalah Muhaimin sendiri.

Baca Juga: Golkar Jatim Sebut Prabowo-Airlangga Pas di Pilpres 2024

Dengan fakta ini, Sulaeman bahkan memperkirakan calon presiden yang menggandeng Muhaimin sebagai calon wakil presiden (cawapres) akan mengalami kekalahan.

“Siapa pun capresnya akan kalah jika wapresnya Muhaimin. Teorinya sederhana, wong PKB saja tidak bertanggung jawab akan rating ketua umumnya,” pungkasnya.***

Editor: Faruk Langaru


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah