Analisis dan Prediksi Pertandingan: Jerman vs Tim Denmark

29 Juni 2024, 16:30 WIB
Duel Pemain Jerman Niclas Fullkrug (kedua dari kiri) dengan pemain Swiss di laga ketiga Grup A Piala Eropa 2024 /Foto: UEFA/RRI/

BOLTIM NEWS – Tak ada tim yang menyamai Jerman dalam hal jumlah gol yang diciptakan, akurasi umpan, dan peluang gol yang mereka ciptakan selama Piala Eropa 2024.

Dalam soal frekuensi serangan ke daerah lawan pun, hanya Portugal yang bisa melewati catatan Jerman, sedangkan dalam jelajah lapangan hanya Spanyol yang berada sedikit lebih jauh dibandingkan dengan Die Mannschaft.

Ini adalah salah satu faktor yang membuat tim asuhan Julian Nagelsmann bakal mendikte permainan dan menjadi favorit pemenang dalam pertandingan 16 besar melawan Denmark di Signal Iduna Park, Dortmund, Minggu (30/6/2024a) dini hari pukul 02.00 WIB.

Berdasarkan catatan dari tiga pertandingan terdahulu, Jerman mencetak delapan gol, atau terbanyak dibandingkan dengan tim mana pun. Mereka total menciptakan 57 peluang, dengan 19 di antaranya tepat sasaran, menguasai bola dengan rata-rata 64,34 persen, dan memiliki akurasi umpan rata-rata 93 persen.

Jelajah lapangan yang dilakukan pemain-pemain Jerman adalah 344,55 km, terjauh kedua setelah Spanyol yang mencapai 353,13 km. Dalam hal frekuensi serangan, Die Mannschaft membuat total 207 serangan, terbanyak kedua setelah Portugal yang melancarkan 213 serangan.

Catatan prestasi ini membuat Jerman yang menjuarai Grup A dengan dua kemenangan dan satu kali seri berada di atas Denmark yang menjadi runner-up Grup C setelah tiga kali seri atau tak pernah memenangkan satu pun pertandingan Euro 2024 sejauh ini. Denmark mencetak dua gol dan kemasukan dua gol, dengan total 42 peluang, 14 di antaranya tepat sasaran. Mereka memiliki rata-rata penguasaan bola 52,34 persen, akurasi umpan 87 persen, jelajah lapangan 314,56 km, dan membuat 146 serangan.

Jerman, yang berperingkat FIFA 16, memiliki bekal yang lebih dari cukup untuk menundukkan Denmark yang berperingkat 21. Tetapi, jika melihat apa yang dilakukan Georgia kepada Portugal, sepak bola sering menolak akal sehat dan taksiran matematis.

Denmark sepertinya berharap ada energi tambahan dari semangat bertanding yang tinggi, terutama dengan tekad mengulangi kejayaan Euro 1992 di Swedia ketika menghentikan Jerman 2-0 dalam partai puncak Piala Eropa edisi itu.

Tim asuhan Kasper Hjulmand juga mencapai semifinal pada Euro 2020 sebelum takluk kepada Inggris, sedangkan pertemuan terakhir mereka dengan Jerman pada Juni 2021 berakhir seri 1-1. Hjulmand bahkan sudah menyiapkan tim untuk menjalani skenario adu penalti jika pertandingan berakhir seperti laga terakhir kedua tim pada Juni 2021 itu.

 Jerman, yang tiga kali menjuarai Piala Eropa dan empat kali juara Piala Dunia, percaya diri bisa melewati hadangan Tim Dinamit, terutama karena bermain di kandang sendiri.

Namun, Denmark juga percaya diri bisa mencatat kemenangan pertama di Euro 2024 yang bisa membawa mereka lebih jauh dari sekadar fase knockout. Catatan pertemuan antara kedua tim dalam turnamen-turnamen besar utama sepak bola menunjukkan Panser dan Dinamit saling mengalahkan setelah mereka sama-sama menang dua kali.

Nagelsmann yang ambisius dan memuja sepak bola menyerang yang menekankan penguasaan bola, tentu ingin membuat catatan yang tak dibuat pelatih-pelatih Jerman beberapa tahun terakhir yang bahkan terhenti dalam babak 16 besar Euro 2020 dan tersingkir pada fase grup Piala Dunia 2018 dan 2022.

Tekad ekstra dari mantan pelatih RB Leipzig dan Bayern Muenchen itu bisa membuat Jerman tampil kesetanan seperti saat meremukkan Skotlandia 5-1 dan menaklukkan Hungaria 2-0 selama fase grup Euro 2024 beberapa hari lalu. Semua ini menjamin laga yang sangat atraktif untuk disaksikan.

Kedua tim dipastikan menurunkan komposisi sebelas pemain pertama yang berbeda dari sebelumnya, bukan karena alasan taktik, melainkan akibat sejumlah pemain penting cedera atau tak boleh tampil karena akumulasi kartu kuning.

Nagelsmann sendiri kehilangan bek tengah Jonathan Tah karena akumulasi kartu sehingga tak boleh diturunkan dalam laga ini. Dia bisa menurunkan Antonio Rudiger yang kabarnya sudah membaik dari cedera, tapi jika bek tengah Bayern Muenchen ini pun belum siap, masih ada bek Borussia Dortmund Nico Schlotterbeck untuk dipasang sebagai starter di jantung pertahanan Jerman.

Nagelsmann yang sejak laga pertama konsisten memasang starting eleven yang sama, mungkin juga merombak barisan depannya dengan menempatkan Niclas Füllkrug sebagai ujung tombak sejak menit pertama, ketimbang Kai Havertz.

Namun demikian, Nagelsmann tak memiliki alasan kuat untuk mengusik tridente di lini depan, yaitu Florian Wirtz, Ilkay Gundogan, dan Jamal Musiala, sebagai pendobrak yang membantu ujung tombak serangan tim Panser menggedor pertahanan Dinamit Denmark.

Lebih tidak masuk akal lagi jika Nagelsmann mengubah poros permainan karena duet Toni Kroos dan Robert Andrich sungguh tak tergantikan dan terlalu vital bagi formasi 4-2-3-1 yang diterapkan Jerman.

Di kubu Denmark, pelatih Kasper Hjulmand justru menghadapi masalah di lini tengah karena tak bisa menurunkan Morten Hjulmand akibat akumulasi kartu. Untuk posisi ini, dia bisa memasangkan Thomas Delaney sejak menit pertama, meskipun Christian Norgaard dan Mathias Jensen juga memiliki kapasitas untuk menempati posisi tersebut.

Delaney akan bergabung dengan tiga gelandang lain yang mengatur ritme permainan Denmark, baik rekannya Pierre-Emile Hojbjerg di tengah, maupun Joakim Maele dan Alexander Bah yang posisinya lebih melebar.

Tiga palang pintu pelindung penjaga gawang Kasper Schmeichel dalam formasi 3-4-1-2 tetap diisi oleh Andreas Christensen, Jannik Vestergaard, dan Joachim Andersen.

***

Editor: Faruk Langaru

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler