Gelar Karya P5, SMA Negeri 1 Tutuyan Pamerkan Kearifan Lokal

- 29 Februari 2024, 19:35 WIB
Kegaiatan Gelar Karya P5 SMA Negeri 1 Tutuyan pada Kamis 29 Februari 2024.
Kegaiatan Gelar Karya P5 SMA Negeri 1 Tutuyan pada Kamis 29 Februari 2024. /Foto: Istimewa

BOLTIM NEWS - Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), menggelar karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Kamis 29 Februari 2024.

Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 1 Tutuyan, Budiardjo Mamonto S.Si., M.Pd., mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai amanat kurikulum merdeka yang tercantum dalam Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nomor 262 Tahun 2022. Salah satunya memuat struktur kurikulum terbagi menjadi dua, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan P5.

Baca Juga: Berjalan Sukses dan Meriah, Mamonto Apresiasi Semua Stakeholder Gelar Karya P5

“Dalam projek yang kedua ini, SMA Negeri 1 Tutuyan mengambil tema Kearifan Lokal dengan sub tema Gen-Z dan Akulturasi Budaya dengan tujuan dalam kodrat alam dan zaman yang melekat pada setiap murid. Mereka tidak melupakan identitas kebudayaan lokal maupun respon terhadap kebudayaan baru, sehingga ada keterpaduan budaya tanpa merubah unsur aslinya,” ujar Mamonto kepada media ini.

Diberitahukan Mamonto, kegiatan P5 ini sudah memasuki pekan kedua sekaligus puncak kegiatan yang dinamakan Gelar Karya dengan memamerkan segala produk yang dibuat selama proses kegiatan, termasuk hasil pengolahan makanan tradisional “Binarundak” serta pertunjukan Tarian Tradisional, Tarian Modern, Tari Kolosal, Bintang Vokalia, peragaan Busana Kedaerahan sekaligus penyerahan hadiah dalam Turnamen Trofeo Futsal SMANSA Tutuyan Cup antara pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs) se-Boltim yang digelar pada 26-27 Februari 2024 lalu.

Baca Juga: Semarak Gelar Karya P5 SMA Negeri 1 Tutuyan, Siswa: Sangat Bermanfaat

Selaku kepala sekolah, Mamonto pun mengapresiasi setinggi tingginya semua stakeholder yang mengambil bagian dalam projek tersebut, terutama murid sebagai esensi utama pembelajaran dengan terciptanya kolaborasi semua murid dan adanya pengetahuan baru yang diperoleh.

“Inti dari kegiatan projek ini adalah penilaian proses yang dilakukan fasilitator projek setiap guru mata pelajaran maupun wali kelas. Kewajiban teman-teman guru hanya menuntun setiap murid sesuai dengan kodrat yang dimilikinya, mempertebal garis putus-putus yang ada sehingga potensi yang melekat dapat dikembangkan  melalui sistem Among yaitu pembelajaran yang berproses pada pembelajaran yang merdeka bagi seluruh murid,” tandasnya.

Diketahui, dalam puncak kegiatan hari ini dihadiri oleh komite sekolah sebagai perwakilan orang tua murid, unsur Pemerintah Desa (Pemdes), dan beberapa sekolah SMP Mts yang ikut andil dalam kegaiatan tersebut.***

Editor: Gazali Ligawa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x